Waspada, Selat Nasik Punya Patahan 33 Kilometer yang Berpotensi Tsunami

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah meminta Badan Geologi Bandung untuk segera meneliti patahan tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jul 2019, 10:08 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2019, 10:08 WIB
Selat Nasik
Foto: google map

Liputan6.com, Pangkalpinang - Patahan sepanjang 33 kilometer di Selat Nasik, Bangka Belitung, punya potensi menimbulkan gempa dan tsunami. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bahkan meminta Badan Geologi Bandung segera meneliti patahan tersebut.

"Kita sudah pernah menyampaikan patahan di Selat Nasik ke Badan Geologi Bandung, namun hingga kini belum pernah ditindaklanjuti," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kepulauan Babel, Aswind dikutip Antara, Kamis (19/7/2019).

Ia mengatakan untuk mengetahui dampak dari patahan Selat Nasik ini diperlukan penelitian dan peralatan yang canggih untuk mengetahui kedalaman patahan, kekuatan gempa yang bisa timbul dan tingkat potensi tsunami yang ditimbulkan apabila patahan tersebut patah.

"Hingga saat ini belum ada kajian, apakah kejadian gempa di Selat Sunda itu terhubung ke patahan di Selat Nasik dan pada 2010 hal ini sudah disampaikan ke Badan Geologi di Bandung," katanya.

Menurut dia dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana gempa akibat patahan di laut Selat Nasik ini, BPBD Provinsi Kepulauan Babel mendorong pembentukan BPBD Kabupaten Bangka Selatan dan Belitung, karena dua daerah ini berhadapan langsung dengan patahan tersebut.

"Dua kabupaten ini berhadapan langsung dengan patahan tersebut, sehingga pemerintah lebih memfokuskan penanganan bencana kegempaan di dua daerah ini," katanya.

Ia menambahkan selama ini masyarakat beranggapan Babel bebas dari potensi gempa dan tsunami dan anggapan tersebut salah, karena adanya patahan sepanjang 33 kilometer di laut Selat Nasik.

"Kabupaten lain tetap kena dampak patahan ini, namun tidak separah di Kabupaten Bangka Selatan dan Belitung, karena dua daerah ini saling berhadapan dengan patahan tersebut," katanya.

 

 

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya