Sudah 5 Hari, Api Tak Kunjung Padam di Gunung Arjuno

Kecil kemungkinan pemadaman kebakaran di Gunung Arjuno bisa berhasil jika tetap menggunakan cara manual.

oleh Zainul Arifin diperbarui 01 Agu 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2019, 09:00 WIB
Pemadaman Kebakaran di Gunung Arjuno Butuh Water Bombing
Kebakaran lahan hutan di kawasan Gunung Arjuno sudah menghanguskan lebih dari 70 hektar lahan (BPBD Kota Batu)

Liputan6.com, Kota Batu - Tim gabungan kesulitan memadamkan kebakaran lahan dan hutan di Gunung Arjuno. Sulitnya menembus medan, terbatasnya personel, dan peralatan jadi penyebabnya. Diperkirakan sudah lebih dari 70 hektare lahan di gunung itu hangus terbakar.

Tim gabungan merekomendasikan penetapan tanggap darurat kebakaran hutan Gunung Arjuno. Sekaligus meminta dukungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk operasi pemadaman menggunakan water bombing atau bom air dari udara.

"Kami juga meminta pendampingan Pemprov Jawa Timur untuk operasi pemadaman ini," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Achmad Choirur Rochim dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 31 Juli 2019.

Kebakaran di kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Raden Soerjo, Gunung Arjuno, kali pertama diketahui pada Minggu, 28 Juli 2019. Saat itu juga, 90 pendaki segera dievakuasi turun. Beruntung tidak ada korban jiwa akibat peristiwa kebakaran ini.

Sebenarnya, api sempat padam pada Senin, 29 Juli siang. Namun, malam harinya titik api terpantau muncul lagi. Kali ini tim gabungan pemadam cukup kesulitan memadamkan kebakaran. Apalagi titik api berada di area dengan kemiringan lebih dari 60 derajat.

Tim pemadam juga kesulitan menuju area yang terbakar karena butuh waktu tempuh perjalanan kurang lebih 4-8 jam. Sumber daya personel dan peralatan pemadaman juga sangat terbatas. Menyebabkan upaya memadamkan kebakaran semakin sulit.

"Kecil kemungkinan pemadaman bisa dilakukan dengan peralatan manual itu. Pembiayaan operasi pemadaman juga tidak ada," ujar Rochim.

Api bisa semakin susah dikendalikan jika sampai menjalar ke arah Curah Sriti Gunung Mujur. Karena vegetasi di kawasan itu didominasi oleh semak belukar. Karena itu direkomendasikan operasi pemadaman kebakaran Gunung Arjuno dengan bom air.

"Kalau tidak begitu, pemadaman sangat sulit dan nantinya malah bisa bergantung pada hujan," ujar Rochim.

Penyebab Kebakaran

Pemadaman Kebakaran di Gunung Arjuno Butuh Water Bombing
Pemadaman kebakaran hutan di Gunung Arjuno butuh dukungan water bombing atau bom air dari udara (BPBD Kota Batu)

Kepala UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi mengatakan, belum bisa dipastikan penyebab utama dari kebakaran tersebut. Tim sekarang ini lebih fokus pada upaya pemadaman.

"Kami belum tahu penyebabnya, karena kami tidak tahu dari mana sumber api itu," kata Wahyudi.

Sampai hari ini, total sudah ada 30 personel tim dari BPBD Kota Batu dibantu relawan sibuk memadamkan titik api. Mereka dibagi jadi dua tim dan bekerja dengan segala keterbatasan. Angin kencang juga menyulitkan upaya pemadaman.

"Angin kencang bikin bara api yang sempat padam kembali menyala. Kami mematikan api dengan cara manual,” tutur Wahyudi.

Gunung Arjuno sudah dinyatakan ditutup untuk pendakian sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Luas kawasan Tahura Raden Soerjo mencapai 27.868,30 hektare. Wilayahnya mencakup lima administrasi pemerintahan yakni Kota Batu, Kabupaten Malang, Pasuruan, Mojokerto, Jombang, dan Kediri.

Secara topografi kawasan ini terdiri dari delapan gunung yaitu Gunung Arjuno, Anjasmoro, Kembar I dan II, Welirang, Ringgit, Argowayang, dan Gunung Gede. Memiliki beragam keanekaragaman hayati.

Dengan tiga tipe vegetasi hutan yakni hutan alam cemara gunung, padang rumput, serta hutan hujan tengah. Kawasan konservasi ini menjadi habitat yang baik bagi rusa sampai elang jawa. Kebakaran hutan ini pun mengancam berbagai keanekaragam hayati tersebut.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya