Liputan6.com, Purbalingga - Konon ceritanya, pada masa lalu bocah-bocah di pedesaan amat akrab dengan mainan satu ini, wayang ranting singkong. Namun, perlahan permainan anak-anak ini mulai tersingkir.
Kini, anak-anak lebih akrab dengan gawai. Permainan tradisional tak lagi populer dan dianggap kuno.
Gejala raibnya permainan tradisional juga terjadi di Purbalingga Jawa Tengah, sebuah kabupaten di lereng Gunung Slamet yang sebagian besar wilayahnya berupa pedesaan. Di desa-desa, anak-anak tak lagi mengenal wayang ranting singkong.
Advertisement
Baca Juga
Padahal, wayang daun singkong ini adalah salah satu khazanah olah cipta masa lalu yang dimiliki Purbalingga. Tentu saja, itu di luar wayang khas lainnya, wayang suket.
Beda nasib dengan wayang ranting singkong, wayang suket sudah mendunia. Keunikannya bahkan membuatnya laris di pasaran Eropa dan Amerika. Meski, di dalam negeri sendiri, wayang suket malah hanya sayup-sayup terdengar.
Konon ceritanya, anak-anak pedesaan zaman dulu begitu gemar bermain wayang ranting daun singkong. Dan singkong, adalah tanaman wajib di ladang-ladang penduduk sehingga bahan wayang tersedia di mana-mana.
Ini lah yang kini coba dihidupkan oleh Museum Prof DR R Soegarda Poerbakawatja. Pengelola museum mengenalkan sekaligus mengajarkan cara pembuatan wayang ranting singkong kepada anak-anak Purbalingga.
Bahan Pembuat Wayang
Kamis pagi, sebanyak 20 siswa SD di wilayah Purbalingga belajar membuat wayang mainan dari ranting daun singkong. Mereka diajak membuat, sekaligus memainkan wayang ranting.
Anak-anak tampak antusias. Maklum, ini adalah hal baru bagi mereka. Sesuatu yang baru memang selalu memantik rasa ingin tahu.
Ternyata, untuk membuat wayang ranting singkong tak bisa menggunakan bahan sembarangan. Ranting singkong harus sudah tua dan dari jenis singkong beranting daun merah.
Ranting tua teksturnya lentur dan mudah untuk dibentuk. Ini untuk mamastikan agar ranting tersebut tak patah saat dibentuk pola. Warna merah tentu saja agar tampak lebih sedap dipandang.
"Yang dipilih memang harus ranting yang tua dan berwarna merah karena kalau yang masih muda akan mudah patah," kata Anita, Registrar Museum Prof Dr R Soegarda Poerbakawatja, dalam keterangannya, Kamis, 15 Agustus 2019.
Dia menerangkan, pelatihan membuat wayang mainan dari ranting daun singkong ini merupakan upaya untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak. Sebab, pada era digital saat ini, anak-anak lebih sering bermain gawai atau menonton televisi.
"Mainan dari ranting daun singkong ini kan jenis mainan bocah zaman dulu, jadi kami ingin memperkenalkan kepada mereka melalui kegiatan Pekan Belajar Bersama di Museum," ujarnya.
Advertisement
Wayang Sederhana Purbalingga
Sebelumnya, bocah-bocah SD ini akan belajar membuat wayang suket. Namun karena terkendala bahan baku, akhirnya bahan pembuatan wayang diganti menjadi ranting daun singkong.
Alasan lainnya, tentu saja, lantaran pembuatan wayang daun singkong lebih mudah. Itu termasuk untuk para pemula.
"Anak-anak bisa membuatnya karena pakai teknik anyaman pemula dan mereka membuat wayang mainan yang sederhana," dia menerangkan.
Semua bahan untuk membuat wayang dari ranting daun singkong disediakan oleh pihak museum. Instrukturnya adalah pembuat wayang, Kusno, seniman wayang dari Umah Wayang Selakambang.
Selain diajarkan cara membuat wayang dari ranting daun singkong yang sederhana, peserta juga diajarkan untuk saling berkomunikasi (mendalang) dengan wayang yang dibuatnya sendiri.
Meski wayang dari ranting daun singkong tidak dapat bertahan lama, harapannya anak-anak dapat berkreasi dengan ilmu yang telah dimiliki oleh leluhurnya.
Harapan lainnya, anak-anak yang berkesempatan belajar dan mendalang wayang daun singkong ini bisa menularkan ilmunya kepada rekan-rekannya. Terlebih, wayang ini juga bisa dibuat dengan bahan jerami atau damen.
Bahan lainnya adalah bambu. Hanya saja, bambu lebih repot. Sebab, sebelum dibentuk bambu mesti dibelah tipis-tipis agar bisa dibentuk.
"Peserta juga sangat antusias untuk belajar membuat wayang dari ranting daun singkong dan setelah selesai semua hasil karya yang dibuat dibawa pulang oleh masing-masing peserta," terangnya.
Saksikan video pilihan berikut ini: