Liputan6.com, Purbalingga - Mahfumnya, dalang wayang kulit adalah seorang pria, meski akhir-akhir ini bermunculan pula dalang wanita. Tentu saja, bahasa menjadi prasyarat yang mesti dikuasai dalang. Sebab itu, dalang kebanyakan berasal dari wilayah setempat.
Dalang wayang kulit misalnya, biasanya berasal dari wilayah berbahasa Jawa, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pun dengan wayang golek yang dalangnya kebanyakan memang menguasai bahasa Sunda.
Tetapi, kali ini berbeda. Seorang dalang perempuan asal Jepang, Misaki Kishi, mentas mendalang wayang kulit di Pendapa Dipakusumo, Purbalingga, Senin, 18 Maret 2019.
Advertisement
Baca Juga
Usianya masih muda. Dia diketahui merupakan mahasiswa semester dua Jurusan Pedalangan, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Kecintaan kepada wayang lah yang membuat perempuan muda ini mempelajari serius wayang dan dunia pedalangan.
Misaki bercerita, sekitar empat tahun lalu, wanita muda ini sempat menonton pagelaran wayang di negara asalnya, Jepang. Saat itu pula, benih cinta tumbuh di hatinya.
Keinginan yang kuat untuk mempelajari wayang itu membawanya ke ISI Surakarta. Di tempat ini, ia ditempa budaya Jawa, wayang dan pedalangan wayang kulit.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Leon, Kawan Misiki asal Meksiko di ISI Surakarta
"Saya suka wayang sejak empat tahun lalu. Dan sejak saat itu saya ingin mempelajari wayang lebih dalam," kata remaja ini, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Kesungguhannya dibuktikan dengan tak jarang menonton pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Menonton wayang semalaman membuatnya cepat belajar pedalangan dalam kondisi sebenarnya.
Ia berharap bakal cepat beradaptasi dengan kehidupan orang Indonesia, terutama bahasanya. Menguasai bahasa baginya adalah cara cepat untuk mempercapat pembelajarannya soal wayang dan pedalangan.
"Saya senang nonton wayang kulit sampai pagi. Semoga saya cepat beradaptasi di sini,” dia mengungkapkan.
Misaki membuktikan bahwa seni dan budaya mampu melintas tempat, bahasa, budaya bahkan negara. Budaya Jawa, nyatanya memang telah mendunia dan banyak dipelajari oleh warga negara asing (WNA).
Buktinya, tak hanya Misaki yang mempelajari budaya dan kesenian Jawa, gamelan dan wayang. Seorang mahasiswa asal Meksiko, Leon juga tengah belajar gamelan dan wayang di ISI Surakarta. Ia bahkan mengaku bangga bisa mempelajari gamelan dan wayang.
Leon mengaku mengenal gamelan sejak 2004 lalu di negaranya. Namun, lantaran keterbatasan pengajar budaya Jawa dan gamelan di Meksiko, ia memutuskan belajar gamelan di negara asalnya.
"Saya sudah lama suka gamelan Jawa. Saya putuskan untuk ke Indonesia," kata Leon.
Advertisement