Liputan6.com, Aceh - Sudah genap satu pekan jasad Lia Yulrifa dikebumikan. Dalam rentang waktu tersebut, sesuatu yang memperkuat syak wasangka keluarga soal kematian dara kelahiran 1993 itu pun menyeruak.
Sebelumnya, Lia ditemukan tergantung tak bernyawa di pintu kamar indekosnya di Desa Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar pada Rabu siang (21/9/2019). Orang yang pertama kali menemukan jasad korban adalah PE (19), sahabat serantaunya.
PE berencana memasak dan mencuci pakaian saat itu. Saksi kuliah di kampus yang berbeda dengan korban, serta menginap di asrama kampus, tidak seperti korban yang menyewa indekos.
Advertisement
Baca Juga
"Karena bisa pulang dari asrama cuma hari ini, sama hari Senin, sama hari Sabtu. Itu pun, dari jam satu sampai jam 6 sore boleh pulang ke rumah," katanya kepada Liputan6.com, belum lama ini.
Lia tercatat sebagai salah satu mahasiswi fakultas pertanian salah satu kampus di Kota Banda Aceh. Korban rencananya akan menikah dengan seorang duda yang berprofesi sebagai pengacara bernama Hendrawan Sofyan pada Jumat (23/8/2019).
Keduanya telah mengikuti bimbingan untuk calon pengantin di Kantor Urusan Agama (KUA) Luengbata, Kota Banda Aceh, dan menerima surat rekomendasi nikah pada 14 Agustus lalu. Pernikahan akan dilangsungkan di kampung halaman korban, yaitu, Kabupaten Nagan Raya.
Kabar duka terlebih dahulu menghampiri sebelum hari berbahagia itu dilangsungkan. Lia ditemukan meninggal dunia di indekosnya. Hasil visum ahli forensik RSUD Zainal Abidin Banda Aceh menyatakan Lia meninggal karena bunuh diri.
"Bunuh diri yang terjadi pada Lia, itu dari hasil pemeriksaan terhadap beberapa saksi yang ada dan sudah melakukan visum oleh ahli forensik yang ada di rumah sakit," demikian keterangan Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol. Trisno Riyanto, saat menggelar ekspose pada Kamis (22/8/2019).
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Ketidakwajaran
Berbanding terbalik dengan pernyataan polisi, bagi orang-orang terdekatnya, penyebab kematian Lia terbilang ganjil. Keputusan korban menghabisi nyawanya sendiri dinilai tidak beralasan, terlebih, itu dilakukan hanya beberapa hari menjelang pernikahannya.
Polisi menemukan secarik surat tak jauh dari jasad korban. Surat itu berisi permohonan maaf dari yang bersangkutan atas jalan yang telah ditempuhnya, dengan dalih untuk menebus kesalahan. Berikut isi suratnya:
"Mama. Maafin Lia. Lia sudah buntu jalannya. Lia rasa ini jalan satu-satunya untuk menebus kesalahan yang ada pada Bang Hendra. Lia sudah ingkar janji sama mama dan Bang Hendra. Maafin Lia Ma, Ayah, Adek kakak Eza. Lia sayang kali sama Mama, Ayah dan Adek Lia. Tapi Lia belum bisa membahagiakan kalian. Maaf."
Menurut paman almarhum, Misbah, korban tidak pernah memanggil, "mama" kepada ibunya, tetapi "mamak". Selain itu, tidak menyebut "ayah" kepada ayahnya, tetapi, "papa".
Hal lain yang dinilai bertentangan dengan dengan kebiasaan korban yang ditemukan di dalam surat tersebut, yakni, penulisan nama adik korban. Korban biasanya melafal nama adiknya dengan konsonan "J" atau "Eja" bukan "Eza"
Kaki korban yang menyentuh lantai saat ditemukan pertama kali juga dinilai tidak wajar dalam sebuah kasus bunuh diri. Apalagi, rekan-rekan satu indekos korban mengatakan bahwa jilbab yang digunakan untuk melilit leher korban bukan berasal dari rumah kontrakan tersebut.
"Logikanya kalau orang memang bunuh diri kenapa kakinya sampai ke tanah, kemudian biasanya kain yang digunakan akan mengecil dan menegang karena menahan beban kuat, sementara jika kita lihat dari foto, selendangnya itu tidak seberapa mengecil," kata Misbah, kepada awak media yang melayat ke rumah duka, Kamis (22/8/2019).
Belakangan tersebar video seorang perempuan, yang disebut-sebut merupakan teman korban, tengah kerasukan. Keluarga korban turut menyaksikan langsung peristiwa kerasukan tersebut.
Sosok yang merasuki tubuh perempuan, itu diyakini merupakan arwah Lia. Video berdurasi sekitar 3 menit itu menunjukkan perempuan sedang menangis sambil menuturkan bahwa dirinya tidak bunuh diri, akan tetapi dibunuh, dan pelakunya lebih dari satu orang.
Perempuan mengenakan kerudung warna yale blue serta baju hitam itu terlihat tidak senang melihat foto pada gawai yang ditunjukkan kepadanya. Sesaat kemudian, ia memperagakan bagaimana proses pembunuhan yang menimpanya.
"Kenapa polisi bilang Lia bunuh diri!" perempuan yang sedang kerasukan, itu mengucapkan kalimat tersebut sebanyak dua kali.
Advertisement