Secarik Surat Maaf Mahasiswi yang Tewas Tak Wajar di Aceh

Seorang mahasiswi perguruan tinggi di Provinsi Aceh, ditemukan meninggal dalam kondisi tubuh tergantung di pintu kamar indekosnya. Polisi menemukan secarik surat di dekatnya.

oleh Rino Abonita diperbarui 22 Agu 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2019, 12:00 WIB
Mahasiswa Tewas Gantung Diri
Isi secarik surat yang ditemukan di dekat jasad seorang mahasiswi perguruan tinggi di Provinsi Aceh yang ditemukan tewas tergantung. (Liputan6.com/ Rino Abonita)

Liputan6.com, Aceh - Seorang mahasiswi perguruan tinggi di Provinsi Aceh, ditemukan meninggal dalam kondisi tubuh tergantung di pintu kamar indekosnya, Rabu siang (21/9/2019). Polisi juga menemukan secarik surat yang diduga ditulis oleh korban.

Orang yang pertama kali menemukan jenazah korban (25) adalah temannya (19). Dia datang ke indekos korban yang beralamat di Desa Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar sekitar pukul 12.30 siang untuk memasak dan mencuci baju.

Jenazah korban ditemukan dalam kondisi tergantung di tengah pintu kamar indekos, di mana leher terjerat selendang warna merah yang diikat di kosen pintu, sementara ujung kaki menyentuh lantai. Tak jauh dari korban tergeletak sebuah kursi plastik warna merah.

Korban saat itu mengenakan baju kaos lengan pendek warna biru serta celana pendek warna putih. Untuk sementara ini belum ditemukan ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Korban dan temannya sama-sama berasal dari Kabupaten Nagan Raya, dan merupakan mahasiswi di dua kampus berbeda yang ada di Kota Banda Aceh. Bedanya, temannya tinggal di asrama kampus, sementara LY di indekos.

"Karena bisa pulang dari asrama cuma hari ini, sama hari Senin, sama hari Sabtu. Itu pun, dari jam satu sampai jam 6 sore boleh pulang ke rumah," jelas mahasiswi yang tidak mau identitasnya diumbar ke publik, itu kepada Liputan6.com, Rabu sore (21/8/2019).

Berkaitan dengan surat yang diduga ditulis korban, temannya mengaku tidak tahu menahu. Namun, menurutnya, Hendra yang dimaksud di dalam surat tersebut adalah tunangan korban.

Korban pun tidak pernah menceritakan kepada temannya, itu tentang perkembangan hubungan antara korban dengan Hendra. Temannya hanya tahu bahwa keduanya akan melangsungkan akad nikah pada hari Jumat (23/8/2019).

"Masalah pernikahan yang kami tahu enggak ada. Tapi enggak tahu juga, karena enggak ada dicerita apa-apa dari korban," kata dia.

Jasad korban sudah dibawa oleh petugas ke RSUD Zainal Abidin di Kota Banda Aceh untuk divisum. Keluarga korban masih dalam perjalanan dari Kabupaten Nagan Raya menuju Kota Banda Aceh pada Rabu sore. 

Berikut isi secarik surat tersebut:

Mama Maafin LiaLia sudah buntu jalannyaLia rasa ini jalan satu-satunya untuk menebus kesalahan yang ada pada bang HendraLia sudah ingkar janji sama mama dan bang hendraMaafin lia Ma, Ayah, Adek kakak EzaLia sayang kali sama Mama, Ayah dan Adek LiaTapi Lia belum bisa membahagiakan kalianMaaf.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya