Liputan6.com, Pontianak - Ratusan warga memadati ruas jalan Ahmad Yani Kota Pontianak, Kalimantan Barat, pada Minggu pagi, 6 Oktober 2019. Mereka berbondong-bondong ingin menyaksikan Festival Arakan Pengantin 2019 yang merupakan agenda tahunan Pemerintah Kota Pontianak dalam menyambut Hari Jadi ke-248 Kota Pontianak pada 23 Oktober.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menjelaskan Festival Arakan Pengantin ini juga merupakan salah satu jenis karnaval yang memiliki daya tarik tersendiri. "Festival Arakan Pengantin ini merupakan yang kesepuluh kalinya digelar setiap peringatan Hari Jadi Kota Pontianak," kata dia.
Advertisement
Baca Juga
Dia berkata, Festival Arakan Pengantin ini tidak hanya mengandalkan penampilan budaya secara seremonial semata, tetapi, Festival Arakan Pengantin bisa memberikan nilai positif bagi perkembangan ekonomi kreatif di Kota Khatulistiwa.
"Festival Arakan Pengantin ini bila diviralkan dan digaungkan, akan menarik minat masyarakat untuk melihat langsung adat budaya pengantin Melayu Pontianak," kata Edi Rusdi Kamtono.
Dia yakin, Festival Arakan Pengantin juga bisa menjadi role model atau contoh bagi masyarakat yang ingin menggelar acara pernikahan untuk pengantin adat Melayu Pontianak. Sebab, penampilan peserta Festival Arakan Pengantin ini bisa menjadi contoh, baik dari barang-barang antaran, pakaian dan riasan pengantin serta segala macam variasinya.
"Dari peserta yang tampil pada Festival Arakan Pengantin ini, masyarakat bisa menirunya untuk acara pernikahan," ucap Edi Rusdi Kamtono.
Â
Tujuan Pelestarian Tradisi
Dia berharap, ke depan perlu kolaborasi dari berbagai pihak tidak hanya selesai pada Festival Arakan Pengantin, akan tetapi memberikan dampak positif dan multiplier effect bagi masyarakat.
Sementara itu, menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Rendrayani, Arakan Pengantin Melayu Pontianak sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2017 lalu.
"Digelarnya festival ini dalam rangka upaya melestarikan budaya arakan pengantin. Namanya budaya itu kan warisan dari leluhur dan itu harus tetap kita lestarikan," kata Rendrayani.
Dia bilang, sebagai adat budaya keaslian budaya itu sendiri harus tetap dipertahankan. Meskipun diakuinya sah-sah saja bila ada sentuhan kreasi sepanjang tidak mengubah pakemnya.
"Misalnya, barang antaran, meskipun diberi sentuhan kreasi tetapi tetap harus ada filosofi. Di antaran itu wajib dihadirkan sirih pinang walaupun bentuknya dikreasikan," kata Rendrayani.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement