Disaksikan SBY, Hatta Rajasa Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari ITB

Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan penghargaan gelar Doktor Honoris Causa kepada Hatta Rajasa.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 25 Nov 2019, 20:01 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2019, 20:01 WIB
Doktor Kehormatan Hatta Rajasa
Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi memberikan gelar Doktor Honoris Causa untuk Hatta Rajasa. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan penghargaan gelar Doktor Honoris Causa kepada Hatta Rajasa. Penganugerahan gelar Doktor Kehormatan digelar dalam sidang terbuka di Aula Barat ITB, Senin (25/11/2019).

Dalam orasi ilmiahnya, Hatta bercerita, 46 tahun yang lalu, di Aula Barat yang bersejarah tersebut ia berdiri di antara 1.000 mahasiswa angkatan 73 mendengarkan sambutan penerimaan mahasiswa baru dari Rektor ITB kala itu Prof Dr Doddy Tisna Amidjaja (Alm).

"Masih saya ingat esensi pesan beliau: mahasiswa adalah manusia dewasa. Manusia yang bertanggung jawab. Selesainya pendidikan di ITB tidak hanya ditentukan kemampuan akademik semata—karena kalian pasti mampu. Tapi ditentukan oleh apakah kalian mau menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab," kata Hatta.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2009-2014 itu kemudian memaparkan Pidato Penganugerahan Doktor Kehormatan yang diberi judul Kebijakan Publik Unggul: Tantangan Indonesia Kemarin, Kini, dan Esok.

Dengan kebijakan unggul, kata Hatta, pemerintah dapat mengelola negara dengan efektif. "Jadi, bukan karena pemerintahnya kuat sehingga efektif, namun karena kebijakan publik yang unggul dan didukung rakyatnya," katanya.

Tugas utama pemerintah, dia mengatakan, dapat dikerucutkan pada dua hal, yaitu membangun kebijakan publik, dan lanjutannya, menyediakan barang publik serta pelayanan publik. Pembangunan dapat dipandang sebagai bagian dari penyediaan barang dan pelayanan publik.

Jadi pada dasarnya kebijakan publik merupakan proses pembuatan keputusan kebangsaan mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah, hingga segenap turunannya.

"Baik atau buruknya seperangkat keputusan tersebut sangat menentukan tinggi-rendahnya kinerja pembangunan negara. Kebijakan publik adalah kunci dari keunggulan atau pun kegagalan suatu bangsa," ujarnya.

Hatta juga menceritakan pengalaman negara ketika menghadapi dampak krisis global pada 2008. Krisis keuangan di Amerika Serikat pada 2008 berimbas ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Menurutnya, peran pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangatlah besar dalam upaya membendung dampak krisis ekonomi global agar kita tidak lagi terempas.

"Dengan fundamental ekonomi yang cukup kuat, Indonesia dapat menjaga perekonomian dalam kondisi stabil. Sehingga ketika krisis keuangan global datang, Indonesia mampu bertahan dari dampak yang lebih dalam," katanya.

Turut hadir dalam sidang terbuka ini Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan, pemilik CT Corps Chairul Tanjung serta para menteri rekan Hatta Rajasa dalam kabinet Gotong Royong, Kabinet Indonesia Bersatu, dan Kabinet Indonesia Bersatu II.

Orang ke-13

Susilo Bambang Yudho
Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono turut menghadiri pemberian anugerah Doktor Kehormatan ITB untuk Hatta Rajasa. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Sementara itu, Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, Doktor Honoris Causa Hatta Rajasa adalah alumnus Teknik Perminyakan ITB angkatan 1973. Dia mengapresiasi perjalanan Hatta Rajasa sesudah menyelesaikan studi tingkat sarjana di ITB.

"ITB bangga memberikan penghargaan Doktor Kehormatan kepada Hatta Rajasa, karena berdasarkan kajian tim pengamat dan para promotor, banyak sekali karya Hatta yang memenuhi salah satu dari empat bidang yang menjadi bidang doktor HC ITB," katanya.

Pertimbangan tersebut meliputi di antaranya bidang peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kebijakan publik.

"Beliau berhasil memadukan, antara suatu aspek praktis dengan pemikiran akademik dan ilmiah, dan diramu menjadi suatu konsep yang bisa menjadi rujukan di dalam menjalankan suatu aplikasi kebijakan publik," ujar Kadarsah.

Hatta merintis karir profesional di bidang usaha keenergian, sebelum kemudian memasuki bidang politik dan birokrasi di akhir dekade 1990-an. Karirnya dalam politik dimulai dengan menjadi salah seorang perintis dan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), dan telah menjalankan amanah sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Hatta mulai masuk ke bidang birokrasi pada tahun 2000, ketika Presiden Megawati Soekarnoputri mempercayakan jabatan Menteri Negara Riset dan Teknologi. Di sepanjang pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hatta mendapatkan kepercayaan untuk memegang jabatan Menteri Perhubungan periode 2004-2007, Menteri Sekretaris Negara periode 2007-2009, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2009-2014.

Adapun nama-nama tim promotor DR HC Hatta Rajasa adalah Prof. Dr. B. Kombaitan, M.Sc. (Ketua), Prof. Tommy Firman, M.Sc., Ph.D., Prof. Hermawan Kresno Dipojono, Ph.D., Prof. Freddy Permana Zen, M.Sc, D.Sc., dan Prof. Ir Doddy Abdassah M.Sc, Ph.D. Ini merupakan Doktor Kehormatan ke-13 yang diberikan ITB.

Para penerima anugerah Doktor Honoris Causa ITB sebelumnya adalah Dr. Ir. Sukarno, Dr. Ir. Sediatno, Prof. Dr. Ir. J. Rooseno, Dr. Soetarjo Sigit, Dr. Ir. Hartanto Sastrosoenarto, Prof. Dr. Emil Salim, Dr. Ir. Arifin Panigoro, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Prof. Peter Agre, Prof. Finn Erling Kydland, Dra. Nurhayati Subakat, Apt., dan Ir. Theodore Permadi Rachmat.

Simak video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya