Kebahagiaan Petani Karet di Sambas Jelang Tutup Tahun 2019

Harga karet terus bergerak naik dari sebelumnya sebesar Rp9.000-an per kilogram menjadi saat ini berkisar Rp10.000-Rp10.500 per kilogram.

oleh Liputan Enam diperbarui 28 Des 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 28 Des 2019, 11:00 WIB
Pohon karet. (Foto Kementerian Pertanian)
Pohon karet. (Foto Kementerian Pertanian)

Liputan6.com, Sambas - Petani di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat bersyukur harga karet naik sebesar Rp1.000 per kilogram. Kenaikan harga karet ini dapat mendorong pendapatan mereka dalam sebulan terakhir.

"Bulan ini harga karet di tingkat petani Alhamdulillah naik capai Rp1.000 per kilogram. Bersyukur harga ini naik sehingga pendapatan petani naik," ujar salah satu petani karet, Muslimi saat ditemui di Sambas, dilansir Antara.

Ia menjelaskan harga karet terus bergerak naik dari sebelumnya sebesar Rp9.000-an per kilogram menjadi saat ini berkisar Rp10.000-Rp10.500 per kilogram.

"Mudahan harga terus bergerak naik. Dengan begitu petani semangat lagi untuk menyadap karet," kata Muslimi.

Sebelumnya, menurut dia, harga karet sempat mengalami penurunan sehingga kebanyakan petani mulai beralih dalam mencari sumber pendapatan. Ia mencontohkan tidak sedikit petani yang mulai menanam lada, sawit, dan lainnya.

"Dengan harga anjlok tentu masyarakat berpindah dalam mencari pendapatan. Meskipun masih ada namun tidak fokus karet. Nah, dengan kondisi yang ada dulu karet yang tidak disadap bisa saja disadap lagi," kata Muslimi.

Selain harga karet, harga tandan buah sawit juga kembali naik, dengan harga di tingkat petani swadaya, seperti di Desa Sendoyan, Kecamatan Sajangkung, mencapai Rp1.000 per kilogram.

Salah seorang petani sawit di desa tersebut, Budi, mengatakan petani gembira dengan adanya kenaikan harga karena berdampak positif kepada tingkat pendapatan.

"Dulu harga hanya Rp600-an saja. Sekarang sudah sampai Rp1.000. Bahkan, daerah lain yang akses penjualan mudah sudah Rp1.500 per kilogram. Dengan harga seperti ini saja sudah cukup baik. Semoga harga sawit terus naik," katanya.

Saat ini, di Desa Sendoyan, sebagian besar masyarakatnya merupakan petani karet, lada, dan sebagian kecil juga ada sawit.

 

Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ.

Simak Video Pilihan Berikut:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya