Pilu Bocah Gizi Buruk, Dirawat Ibu dengan Gangguan Jiwa sambil Berharap Singkong Tetangga

Seorang bocah penderita gizi buruk di Buton Tengah, dirawat oleh ibunya yang menderita gangguan jiwa.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 16 Feb 2020, 01:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2020, 01:00 WIB
Bocah penderita gizi buruk di Buton Tengah, La Rungge (6) dan ibunya Wa Lani (23).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Bocah penderita gizi buruk di Buton Tengah, La Rungge (6) dan ibunya Wa Lani (23).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Buton Tengah - Kondisi gizi buruk masih menjadi momok di wilayah pelosok seperti Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Seorang bocah bernama Sarlan, atau yang akrab disapa La Rungge (6), tiba-tiba dilarikan ke puskesmas oleh pemerintah Desa Lowu-lowu, Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah, Kamis (13/2/2020).

Dia dibawa berobat bukan karena sedang dalam kondisi kritis. Sebelumnya, kepala desa mendapat laporan warganya tentang kondisi la Rungge bersama keluarganya yang sudah viral di media sosial.

Foto La Rungge yang bertubuh kerempeng dan sedang duduk disamping rumahnya, diposting seorang netizen di salah satu akun media sosial. Warga menduga, tulang-tulang ditubuhnya yang menonjol saat dia tak berpakaian, karena menderita gizi buruk.

La Rungge, hidup bersama ibunya Wa Lani (23). Selain mereka berdua, ada kakek dan neneknya yang ikut tinggal dalam sebuah gubuk di desanya.

La Rungge yang menderita gizi buruk ini, sudah 2 tahun ditinggalkan ayahnya. Dia menikah lagi dengan seorang perempuan lain di desa tetangga.

Salah seorang warga Desa Lowu-lowu, Arfin menyebutkan, bahwa saat ini mereka berempat tinggal dalam rumah tidak layak huni. Rumah itu sudah tua dan tidak terurus. 

"Itu milik kakek neneknya yang sudah lanjut usia. Mereka tak ada banyak kerabat yang cukup mampu untuk bangun rumah," ujar Arfin, Kamis (13/2/2020).

Didalam rumah berdinding papan yang sudah rapuh, mereka berktivitas sehari-hari. Rumahnya dilengkapi dapur yang tak layak, dengan kamar mandi seadanya.

Saat dibawa dan diperiksa pihak puskesmas, La Rungge dipastikan mengalami kekurangan asupan makanan, itulah sebab ia memiliki postur tubuh kurus. Hal ini dibenarkan kepala Puskesmas, La Saidin.

"Dia mengalami kekurangan asupan makanan, ini karena makannya kurang diperhatikan," ujar La Saidin dihubungi Liputan6.com.

Saat dirawat, bocah penderita gizi buruk itu sempat mendapatkan bantuan infus cairan. Namun, ibunya datang dan melepas infus tersebut dari tangan si bocah.

Sejak viral di media sosial karena menderita gizi buruk, La Rungge kini menjalani rawat inap di puskesmas. Di sana, dia diberikan makanan tambahan dan obat-obatan.

Ibunya Mengidap Gangguan Jiwa

La Rungge (6) dan ibunya Wa Lani (23) saat duduk disamping rumah mereka.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
La Rungge (6) dan ibunya Wa Lani (23) saat duduk disamping rumah mereka.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Wa Lani, ibu bocah penderita gizi buruk di Buton Tengah, mengalami gangguan kejiwaan sejak dua tahun lalu. Karena kondisinya, dia tak cukup baik menjaga La Rungge.

Karena itu pula lah ibu dengan gangguan kejiwaan dan anaknya yang menderita gizi buruk itu ditinggalkan suaminya sejak dua tahun lalu. Saat ini, sang suami bahkan jarang menengok kondisi istri dan anaknya itu. 

Wa Lani, merupakan warga Desa Waliko, desa sebelah yang hanya berjarak beberapa kilometer dari rumah mereka saat ini. Sebelum menikah, dia merupakan warga perantauan asal Ambon, Maluku yang hidup di wilayah itu.

Kepala Desa Lowu-lowu, Karim Wendo menyatakan, kondisi ibunya kemungkinan besar menjadi penyebab La Rungge menderita gizi buruk. Dia juga membenarkan, La Rungge belum mengenyam pendidikan dasar hingga dia berusia 6 tahun.

"Saat ini, saya baru sebulan terpilih pak, belum banyak tahu,"ujarnya.

Namun, saat dia mengetahui postingan warga, kepala desa langsung lari memanggil mobil ambulans puskesmas. Beruntung, kepala puskesmas tanggap dan langsung membawa bocah tersebut untuk dirawat.

Salah seorang warga lainnya, Wahab Hamzah menyatakan, ibunya sempat hendak dirujuk ke Kota Kendari untuk mendapatkan terapi kejiwaan. Namun, sampai saat ini belum ada biaya.

"Iya, pernah mau dibawa, tapi belum ada biaya," ujarnya.

Andalkan Singkong Tetangga

La Rungge bersama nenek dan ibunya, saat tetangganya datang menjenguk.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
La Rungge bersama nenek dan ibunya, saat tetangganya datang menjenguk.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Bertahun-tahun hidup sengsara, keempat orang yang tinggal dalam satu gubuk reyot itu hanya mengandalkan pemberian tetangga. Tak ada satupun dari mereka yang bekerja karena tidak mampu.

Kedua nenek dan kakek La Rungge, sudah lanjut usia. Tak bisa lagi bekerja di kebun, keduanya hanya mengandalkan belas kasihan kerabat dan tetangga.

Karena kondisi ini, diduga, La Rungge dan 3 orang lainnya di dalam rumah sering kelaparan. Kondisi ketiga orang ini, tak jauh beda dengan La Rungge yang kurus dan terlihat lesu.

Wahab Hamzah, menyatakan, kalau ada tetangga yang memiliki kelebihan jagung atau singkong, kadang mereka diberi. Dia tak mengetahui, apakah keempatnya mendapatkan asupan lauk seperti ikan atau daging.

"Kadang, kalau ada tetangga pulang dari kebun, singkongnya dibagi ke mereka," ujar Wahab.

Dia menjelaskan, wilayah desa keempatnya tinggal dihuni beberapa keluarga petani singkong dan jagung. Keduanya, merupakan dua jenis tanaman pertanian andalan di Kabupaten Buton Tengah.

Kepala Desa Lowu-lowu, Karim Wendo menyatakan, keempat keluarga miskin ini, belum pernah mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah. Pernyataan Karim Wendo dibenarkan sejumlah warga.

"Belum ada. Tapi, kata tetangga sering diberikan makanan ," ungkapnya.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya