Jurus BP Jamsostek Gaet Milenial di Sulsel

Generasi milineal dinilai bisa menjadi motor penggerak dalam peningkatan kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Feb 2020, 18:07 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2020, 18:07 WIB
Perlindungan Tenaga Kerja
Sosialisasi program BP Jamsostek di Sulawesi Selatan. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Pangkep - Generasi milineal dinilai bisa menjadi motor penggerak dalam peningkatan kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek).

Hal tersebut diungkapkan dalam kegiatan Sosialisasi Program BP Jamsostek untuk pekerja milenial di Sulsel yang digelar di Aula Kantor Bupati Pangkep, Provinsi Sulsel, Sabtu (22/2/2020).

Hadir dalam acara tersebut Hery Susanto Ketua Koordinator Nasional Masyarakat Peduli BPJS (KORNAS MP BPJS), Toto Suharto Deputi Direktur BP Jamsostek Wilayah Sulawesi-Maluku-Maluku Utara (Sulama), Darmawan (Kadisnaker Pemprop Sulsel), Herlina (Asda I Pemkab Pangkep), M Ghazali (Kadisnaker Pemkab Pangkep), Suhartini Suaedy (Ketua Korcab MP BPJS Sulsel), dan Muammar Muhayang (Ketua APINDO Makassar).

Hery Susanto Ketua Koordinator Nasional Masyarakat Peduli BPJS (KORNAS MP BPJS) mengatakan, generasi milineal mempunyai ciri menyukai tantangan, idenya kreatif, menghargai masa depan, mempunyai target capaian kinerja.

"Kaum milenial Indonesia amat diperhitungkan. Tidak saja karena jumlah mereka banyak lebih dari 80 juta atau 1/3 jumlah penduduk Indonesia adalah milineal. Kaum milenial yang berusia 22 hingga 37 tahun adalah mereka yang mempunyai kesempatan besar dalam masa depan perekonomian nasional, termasuk program BP Jamsostek," kata Hery Susanto.

Toto Suharto Deputi Direktur BP Jamsostek Wilayah Sulawesi Maluku Maluku Utara (Sulama) mengatakan, Pangkep merupakan wilayah industri yang merupakan basis pekerja baik formal dan informal di Sulawesi Selatan.

BP Jamsostek sendiri mempunyai empat program yakni jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JKM), jaminan hari tua (JHT) dan jaminan pensiun (JP). Pada tahun 2019 lalu di Provinsi Sulsel BP Jamsostek telah menangani 807 klaim JKK dengan nilai klaim mencapai Rp13,3 miliar, 143 klaim JKM Rp3,4 miliar, 39.302 klaim JHT Rp386,8 miliar, dan 376 klaim JP Rp1,34 miliar, total klaim program BP Jamsostek 40.628 hingga sebesar Rp404,8 miliar. Dengan capaian kepesertaan sejumlah lebih dari 1 juta atau 41.9 persen dari tenaga kerja yang ada di Sulsel.

"Jadi kepesertaan BP Jamsostek yang ada di Sulsel masih jauh dari total pekerja yang ada, sehingga kami akan terus meningkatkan kepesertaan pekerja terlindungi program BP Jamsostek, untuk itu perlu perlibatan pekerja milenial sebagai motor penggerak. Manfaat program BP Jamsostek untuk jaminan kematian (JKM) saat ini alami kenaikan dari Rp 24 juta menjadi Rp 42 juta tanpa kenaikan iuran," kata Toto Suharto.

Darmawan selaku Kadisnaker Pemprop Sulsel mengatakan, pihaknya senantiasa mengajak seluruh stakeholder Jamsostek di Sulsel baik pemberi kerja dan pekerja untuk segera berpikir bahwa resiko kecelakaan kerja yang menyebabkan kecelakaan kerja hingga kematian bisa terjadi untuk semua orang, karena itu pemberi kerja dna pekerja mesti menyiapkan diri mendapatkan perlindungan program BP Jamsostek.

"Sosialisasi program BP Jamsostek harus terus dilakukan ke seluruh masyarakat pekerja agar terlindungi dan menjadi peserta BP Jamsostek. Milenial punya potensi kuat sebagai pendorong perubahan sehingga harus terlibat dalam perluasan kepesertaan BP Jamsostek," katanya.

Suhartini Suaedy Ketua Korcab MP BPJS Sulsel mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan BP Jamsostek dan pemerintah daerah memberikan edukasi dan rekrutmen peserta terkait urgensi program BP Jamsostek di kalangan pekerja khususnya milineal.

"Kami akan edukasi pekerja formal dan informal melalui gerakan milenial hingga sampai ke pelosok desa," katanya menambahkan. 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya