Liputan6.com, Yogyakarta - Warga Yogyakarta mulai isolasi mandiri di kampung-kampung dengan menutup akses jalan. Sebagian besar warga Yogyakarta melakukan lockdown kampung setelah kasus virus Corona Covid-19 mulai tinggi.Â
"Kami melakukan isolasi Mandiri dari Tgl 29 Maret s/d 11 April 2020," kata Annas Yanuar Warga Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, DIY Minggu (29/3/2020).Â
Annas mengatakan tidak hanya desanya yang isolasi mandiri karena virus Corona. Tetapi juga kos-kosan miliknya.
Advertisement
Baca Juga
"Kos saya juga melakukan isolasi secara mandiri," katanya.
Isolasi desa/kampung secara mandiri dilakukan dengan menutup akses pintu desa atau kampung. Terpampang spanduk dengan tulisan isolasi mandiri dan menaruh benda untuk menghalangi kendaraan masuk.
"Iya, daerah kami juga menutup akses masuk ke desa hanya warga asli yang boleh masuk," kata Agus warga Godean, Sleman.
Doni warga Padukuhan Janti, Depok Sleman mengatakan  sudah melakukan lockdown dengan menutup akses masuk desa. Gang atau pintu masuk desa dibatasi secara ketat.
"Janti lockdown atau isolasi mandiri sudah 3 hari. Tapi serempak mulai kemarin," katanya.
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Wisata Tutup
Tidak hanya desa yang tutup secara mandiri tetapi juga obyek wisata yang ada di DIY. Mulai dari Gunungkidul hingga Kulonprogo ditutup hingga 31 Maret 2020 sembari menunggu perkembangan selanjutnya.
"Libur, melaksanakan imbauan dari Dinas," kata Sudadi pengelola obyek wisata Kalibiru Kulonprogo.Â
Sudadi mengaku sejak ada isu wabah virus Corona beberapa obyek wisata di Kulonprogo sepi. Kunjungan wisatawan bahkan berkurang drastis sehingga dilakukan penutupan sementara sembari menunggu informasi selanjutnya.Â
"Sepi, gara-gara Corona jadi libur mulai 21 Maret sampai tgl 31 ada himbauan dari Dinas," katanya.
Rahman pengelola obyek wisata Cave Tubing Goa Pindul Gunungkidul juga melakukan hal yang sama. Obyek wisata populer di Gunungkidul tutup karena Corona.
"Tutup sampai 31 Maret 2020," katanya.
Obyek wisata di Kota Jogja juga sepi dari wisatawan. Hal ini terlihat di tempat parkir bus, Malioboro hingga pasar Beringharjo.
Advertisement
Nasib Seniman di Tengah Lockdown
Wisben Seniman asal Yogyakarta mengaku khawatir jika Pemda DIY menetapkan lockdown. Walaupun belum ditetapkan, namun menurutnya Pemda DIY harus memikirkan warga yang bergantung pada ekonomi kecil dan budaya.
"Tidak memikirkan nasib pekerja seni,pekerja harian lepas,pedagang kecil,tukang ojek,pelaku wisata dll. Yang hidupnya karena ada kegiatan ekonomi," katanya.
Ia sebagai seniman tentu tidak bisa pentas karena ada larangan berkumpul alias berkerumun. Namun, Pemda DIY harus memikirkan golongan profesi tertentu seperti seniman.
"Kalau seniman tidak bisa pentas, mau makan apa selama dua bulan?Saya menanggung 25 anak buah atau pekerja seni," katanya.
Ia menawarkan beberapa pos anggaran yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah ini. Setiap golongan profesi memiliki pos anggaran masing-masing seperti Danais bagi seniman.
"Kan ada Danais? Didata seniman, mereka di subsidi paling tidak untuk bertahan hidup selama 2 bulan karena mengganggur,"Â ucapnya.
Simak video pilihan berikut ini: