Gunung Merapi Erupsi, Warga Tetap Bertani

Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta kembali meletus pada Kamis (2/4/2020), pukul 15.10 WIB.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 02 Mei 2020, 15:51 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 17:52 WIB
Gunung Merapi Erupsi
Gunung Merapi menyemburkan asap dan abu vulkanis terlihat dari utara kota Yogyakarta, Selasa (3/3/2020). Gunung Merapi meletus pada pukul 05.22 WIB dengan tinggi kolom 6.000 meter , status waspada (level II). (HO/Merapi Observation/AFP)

Liputan6.com, Yogyakarta - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta kembali meletus pada Kamis (2/4/2020), pukul 15.10 WIB.

Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta kembali meletus pada Kamis, pukul 15.10 WIB. Daerah dekatnya di Selo Kabupaten Boyolali, masih aman.

Menurut Kepala Desa Klakah Kecamatan Selo Boyolali Marwoto Gunung Merapi meletus sekitar pukul 15.10 WIB diawali suara gemuruh yang cukup lama terdengar dari Desa Klakah Kecamatan Selo, Boyolali.

"Warga sempat panik karena suara gemuruh puncak Merapi terdengar agak lama waktunya dari Desa Klakah. Bahkan, warga bisa melihat kasat mata kondisi puncak dengan mengeluarkan asap tebal ke atas," kata Marwoto, dilansir Antara

Menurut dia, warga setiap ada letusan sering mereka keluar dari rumahnya untuk memantau kondisi puncak Merapi. Puncak Merapi tadi kelihatan sekali karena kondisi cuaca di atas sangat cerah.

Namun, asap Merapi terlihat mengarah ke timur selatan atau ke arah wilayah Kabupaten Klaten, sehingga Selo Boyolali masih aman dari hujan abu. Kendati demikian, pihaknya sudah mengimbau masyarakatnya terutama di Dukuh Bangunsari, Bakalan dan Sumber yang masuk kawasan rawan III bencana untuk selalu memantau kondisi terkini Merapi.

Selain itu, warga di Desa Klakah untuk melakukan ronda malam sejak Merapi meletus pada Jumat (27/3), hingga sekarang. Hal ini, untuk mengantisipasi adanya bencana letusan.

 

Saksikan video Merapi erupsi

Warga Lanjut Berladang

Erupsi Gunung Merapi terjadi ketika Indonesia masa darurat Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)
Erupsi Gunung Merapi terjadi ketika Indonesia masa darurat Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)

Kades Jrakah Selo Boyolali Tumar mengatakan Desa Jrakah yang berjarak sekitar lima hingga enam kilometer dari puncak melihat jelas kejadian erupsi Merapi yang terjadi sekitar pukul 15.10 WIB.

Menurut Tumar suara gemuruh terdengar dari Desa Jrakah, sehingga warga langsung lari keluar rumah untuk melihat langsung kondisi puncak. Letusan Merapi terlihat jelas ke arah atas asap tebal dan angin mengarah ke timur selatan, sehingga tidak mungkin ke arah Boyolali, sehingga Selo aman hujan abu.

Selain itu, warga yang ada di ladang tetap beraktivitas seperti biasa, dan para petani sempat berhenti berladang untuk melihat kondisi puncak, dan kemudian mereka melanjutkan lagi.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan Gunung Merapi meletus pada Kamist pukul 15.10 WIB. Letusan tercatat di seismograf dengan amplitudo 78 mm dan durasi 345 detik. Teramati tinggi kolom letusan sekitar 3.000 meter dari puncak. Arah angin saat letusan ke Timur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya