Daftar 15 Daerah di Jabar yang Bersiap 'New Normal', Apa Saja Tahapannya?

15 daerah di Jabar diizinkan untuk menerapkan normal baru alias 'new normal'.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 29 Mei 2020, 19:51 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2020, 19:43 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menggelar konferensi pers terkait Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (29/5/2020). (Foto: Humas Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan 15 kota/kabupaten di wilayahnya berstatus zona biru atau level 2 kewaspadaan usai evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi. Nantinya, 15 daerah di zona biru itu diizinkan untuk menerapkan kebiasaan baru alias new normal atau di Jabar dikenal dengan sebutan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Adapun ke-15 daerah yang bisa menerapkan fase normal baru yakni Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Banjar, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, dan Kota Tasikmalaya.

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, meminta daerah yang berada di zona biru untuk bersiap melaksanakan AKB. Termasuk mengingatkan kepala daerah untuk segera mengeluarkan surat edaran maupun protokol selama fase normal baru berlangsung.

Dia menjelaskan, AKB akan dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama, membuka kembali rumah-rumah ibadah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Tahap kedua adalah bidang ekonomi, yakni industri dan perkantoran karena dinilai memiliki risiko kecil orang hilir mudik. Tahap ketiga, yakni mulai membuka ritel atau mal.

"Jadi masyarakat jangan euforia, AKB akan dilakukan bertahap. Tahapan ini dievaluasi per tujuh hari atau seminggu. Jika angka kurang baik, bisa saja dari zona biru jadi PSBB lagi. Daerah yang siap 1 Juni silakan AKB, yang belum jangan dipaksakan," kata Emil di Gedung Pakuan Bandung, Jumat (29/5/2020).

Sementara itu, terkait kebijakan kembali masuk sekolah hingga saat ini belum diputuskan. Emil mengaku pihaknya masih mengkaji terkait aturan tersebut.

"Khusus untuk sekolah itu belum boleh sama sekali walau sudah zona biru. Karena kami akan meneliti lebih mendalam," katanya.

Menurutnya, kebijakan belajar di sekolah menjadi tahap terakhir dari pelaksanaan AKB. Pertimbangan untuk menunda ahapan ini mengingat jumlah anak didik mulai dari tingkat playgroup hingga sekolah menengah atas jumlahnya mencapai jutaan orang.

"Untuk anak-anak ini harus kita utamakan keselamatannya. Sekolah mungkin tahap terakhir sampai kami betul-betul yakin tidak ada ancaman besar ketika anak boleh kembali ke sekolah," tuturnya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Pengawasan TNI dan Polri

Ridwan Kamil
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menggelar konferensi pers terkait Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (29/5/2020). (Foto: Humas Jabar)

Selain itu, Emil mengungkapkan aparat kepolisian dan TNI akan mengawal fase AKB tersebut. Sebanyak 21 ribu aparat, terdiri dari 17 ribu personel kepolisian dan 4 ribu personel TNI disiapkan mengawal AKB selama 14 hari.

"TNI/Polri, sesuai arahan presiden, akan memastikan bahwa protokol kesehatan yakni jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan tetap dilakukan," katanya.

Emil juga memastikan bahwa pihaknya akan merilis sekitar 400 ambulans dengan alat rapid test untuk melakukan pengetesan masif.

"Ini untuk memastikan, jangan sampai AKB menghilangkan kewaspadaan. Nanti ambulans keliling di kawasan kerumunan yang diwaspadai," ungkapnya.

Mantan Wali Kota Bandung ini pun berujar bahwa Jabar sudah melewati PSBB skala besar. Saat ini, Pemprov Jabar fokus kepada pembatasan sosial skala mikro ke desa/kelurahan yang masih zona merah serta terus mengupayakan tes masif terhadap 0,6 persen populasi atau sekitar 300 ribu orang.

"Jawa Barat kurang lebih sudah melakukan pengetesan hampir 150.000. Target kami 300.000, dan kami berharap itu bisa dicapai dalam satu bulan ke depan seiring dengan datangnya produk-produk PCR dan rapid tes buatan lokal," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya