Tekad Pelajar dari Perbatasan RI-Filipina Meraih Pendidikan dan Harapan Orangtua

Keyla dan Prety bersama 73 siswa-siswi lainnya dari wilayah perbatasan RI-Filipina diterima secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulut Grace Punuh, Senin (3/8/2020).

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 06 Agu 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2020, 04:00 WIB
Puluhan siswa ini disiapkan agar memiliki kemampuan belajar yang setara dengan sebagian besar anak-anak di Pulau Jawa dan Bali.
Puluhan siswa ini disiapkan agar memiliki kemampuan belajar yang setara dengan sebagian besar anak-anak di Pulau Jawa dan Bali.

Liputan6.com, Manado - Puluhan siswa dari wilayah perbatasan RI-Filipina, tepatnya dari Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut mendapat bantuan untuk menyelesaikan pendidikan menengah.

Bantuan pendidikan itu melalui Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), merupakan salah satu upaya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

"Program dari pemerintah melalui Kemendikbud ini sangatlah membantu kami para siswa yang berada di daerah kepulauan agar bisa terus lanjut sekolah," ungkap Keyla Sifra Pangemanan, sisiwi lulusan dari SMPN 5 Satap Tamako, Sangihe.

Setelah menamatkan pendidikan SMP di Sangihe, kini Keyla melanjutkan studi di SMAN 9 Manado dengan biaya dari pemerintah pusat.

"Saya akan rajin belajar dan meraih prestasi agar apa yang diharapkan orangtua bisa saya wujudkan dengan giat belajar," ujar gadis berusia 14 tahun ini.

Tekad yang sama juga disampaikan Prety Febriani Eugenia Hoke. Siswi lulusan dari SMPN 2 Kendahe Sangihe ini melanjutkan sekolahnya di SMKN 2 Manado. Di sekolah itu, Prety memilih Jurusan Tekhnik Komputer dan Jaringan.

"Saya senang bisa lolos dalam seleksi dan bisa dibiayai oleh pemerintah selama sekolah di jenjang SMK. Akan saya buktikan dengan prestasi," ujar Prety.

Keyla dan Prety bersama 73 siswa-siswi lainnya dari wilayah perbatasan RI-Filipina diterima secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulut Grace Punuh, Senin (3/8/2020).  

"Sasaran program ini untuk pemerataan kualitas pendidikan khususnya bagi anak-anak terbaik dari daerah 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal," ungkap Grace. 

Puluhan siswa ini disiapkan agar memiliki kemampuan belajar yang setara dengan sebagian besar anak-anak di Pulau Jawa dan Bali.

"Para siswa ini dibiayai oleh Kemendikbud RI melalui dana dari APBN," ujar Grace.

Selama 3 tahun menempuh studi di jenjang SMA/SMK, seluruh biaya hidup dan sekolah 75 siswa itu ditanggung oleh Kemendikbud. Biaya itu mencakup biaya transportasi, makan minum, kesehatan, tempat tinggal, dan uang saku.

Mereka melanjutkan pendidikan sesuai dengan peminatan di 6 sekolah di Manado yakni SMAN 1 Manado, SMAN 9 Manado, SMKN 1 Manado, SMKN 2 Manado, SMKN 3 Manado 2, dan SMKN 6 Manado.

"Semoga para siswa yang lolos dalam program ini dapat belajar dengan rajin dan menghasilkan yang terbaik. Membuktikan bahwa siswa dari wilayah perbatasan RI-Filipina bisa mengukir prestasi," ujar Grace.

Simak juga video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya