Boy Rafli Sebut BNPT Fokus Tangani Terorisme di 3 Wilayah Prioritas

Program penanggulangan dari BNPT itu disebut Boy Rafli Amar butuh proses untuk melihat keberhasilannya.

oleh Heri Susanto diperbarui 11 Agu 2020, 09:31 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2020, 09:31 WIB
Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar
Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar saat kunjungan silaturahmi BNPT dan Pemda Sulteng di Kota Palu, Senin (10/8/2020). (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Liputan6.com, Palu - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menyebut pencegahan berkembangnya paham radikal di Kabupaten Poso butuh kerja sama multisektor, terutama di luar pendekatan penegakan hukum dengan senjata.

Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar saat kunjungan silaturahmi dengan Pemda Sulteng di Kota Palu, Senin (10/8/2020), menegaskan bahwa Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Poso masih menjadi perhatian dalam upaya penanganan dan penanggulanan terorisme di Indonesia selain dua provinsi lain.

Khusus Poso, Boy menyebut adanya Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) membuat daerah itu jadi prioritas penanganan oleh BNPT.

"Secara nasional ada 3 daerah fokus penanggulangan terorisme, Sulawesi Tengah, NTB, dan Jawa Timur," Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar mengungkapkan, Senin (10/8/2020).

Saat ini, menurut Boy, pencegahan berkembangnya paham radikal yang menjadi bibit aksi terorisme di Poso juga tengah dilakukan oleh tim sinergitas antarkementerian, lembaga, dan pemda dengan pendekatan selain penegakan hukum yang sedang dilakukan Satgas Tinombala.

Upaya penanganan itu diarahkan ke pemberdayaan untuk kesejahteraan masyarakat setempat serta pembangunan di daerah.

"Upaya itu ada yang bersifat fisik dan nonfisik. Yang fisik seperti program-program pembangunan berbasis peningkatan kesejahteraan. Nonfisik diarahkan agar masyarakat di sana merajut kebersamaan dengan hidup berdampingan dan kondisi sosial yang baik di Poso," Boy menjelaskan.

Walau begitu program penanggulangan dari BNPT itu disebut Boy butuh proses untuk melihat keberhasilannya. Upaya itu juga mengandalkan peran pemerintah daerah dan tokoh masyarakat sebagai pihak yang paham benar kondisi masyarakat.

"Meyakinkan mereka (kelompok radikal) juga butuh waktu. Kami memerlukan keterlibatan tokoh untuk menyelamatkan generasi di Poso terutama untuk melawan doktrin-doktrin radikalisme," Boy memungkasi.

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya