Transformasi Perpustakaan, Lima Desa Mengawali Optimisme di Halmahera Utara

Adanya kebijakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial justru menambah kuat peran dan fungsi perpustakaan umum.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Sep 2020, 13:38 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 11:03 WIB
Perpus Halmahera Utara
Tranformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial kembali memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan literasi di Halmahera Utara. (Liputan6.com/ Ramlan Harun)

Liputan6.com,Halmahera Utara - Tranformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial kembali memberikan dampak yang signifikan. Diawali dengan program revitalisasi perpustakaan, upaya membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya perpustakaan mulai dipahami dan dirasakan manfaatnya oleh mereka. Lima desa di Halmahera Utara telah mengawali langkah optimisme mereka merajut asa untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya.

Alfiqra Tameti, warga Desa Luari, Kecamatan Tabelo Utara, Halmahera Utara, mengakui manfaat besar kehadiran perpustakaan. "Kami sangat bersyukur dan merasakan manfaatnya. Selain dapat meningkatkan minat baca, juga dapat meningkatkan perekonomian warga dari pengembangan ekonomi," katanya.

Dia selaku pengembang kreativitas di desa tersebut merasakan koleksi bahan bacaan yang disediakan Perpusda sangat tepat sehingga mereka dapat bertambah pengetahuan dan kreativitas yang belum diketahui.

"Jadi, bukan hanya saya saja. Warga lain disini juga dapat belajar soal pertanian dan sebagainya karena, buku-buku yang tersedia," ujarnya.

Bahkan, Tameti berharap secepatnya dibangun perpustakaan daerah agar pengembangannya lebih mantap. Sebab, untuk sementara ini masih gunakan rumah pengelola sebagai Perpusda.

 

Saksikan Video Pilihan Ini

Transformasi Perpustakaan

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Halmahera Utara, Yulius Mairuhu, menegaskan sebelum beralih ke transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, pihaknya telah mengawalinya dengan kegiatan revitalisasi perpustakaan pada 2018 lalu. Ikhtiar ini merupakan bagian dari upaya membentuk kesadaran pentingnya pengembangan perpustakaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Peran perpustakaan bukan hanya sebagai pusat baca dan informasi, namun perpustakaan bisa dapat bertransformasi menjadi tempat untuk pengembangan diri masyarakat,” kata Yulius.

Adanya kebijakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial justru menambah kuat peran dan fungsi perpustakaan umum. Tidak hanya sekedar tempat penyimpanan dan peminjaman buku. Namun, menjadi wadah pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat.

Perpustakaan Daerah Kabupaten Halmahera Utara mengaku berterima kasih kepada Perpustakaan Nasional karena telah mendukung program revitalisasi perpustakaan berbasis inklusi menjadi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dan tetap berkesinambungan hingga saat ini.

Pemkab Halut saat ini sudah menerima bantuan yang ditujukan kepada lima perpusdes, antara lain Desa Luari, Wari, Pitu, Gamsungi dan Gosoma. Dari kelima desa tersebut, empat diantaranya tengah membangun perpusdesnya.

“Satu desa lagi masih direncanakan penganggaran di tahun berikut, yakni Desa Luari. Dari empat desa, dua bahkan sudah 100 persen, yaitu Desa Wari dan Gamsungi. Dua desa lainnya, Desa Pitu dan Gosoma sedang dalam proses penyelesaian,” ungkap Yulius.

Kelima desa penerima ini, lanjut Yulius, dipilih melalui tahapan seleksi bersyarat, kemudian mereka diberikan pelatihan atau bimtek hingga menerima bantuan langsung dari Perpusnas.

“Bantuan diberikan dalam bentuk barang. Lewat program ini dari kelima desa yang mendapat bantuan tersebut, sudah ada desa yang berhasil bmenciptakan lapangan kerja sendiri, seperti Desa Luari. Dimana, dengan turunnya harga kopra, mereka membuat kopra putih menjadi bubuk, kemudian batok kelapa dibakar menjadi arang,” urai dia.

 

Seribu Buku

Hadirnya perpustakaan desa ini memudahkan anak-anak memperoleh pengetahuan. Masyarakat sangat meminati buku-buku yang disediakan. Setiap desa menerima buku sebanyak 1.000 eksemplar dalam berbagai jenis bahan bacaan.

Untuk 2020, tambah Yulius, Perpusnas memberikan tiga desa penerima manfaat, yakni Desa Soasio di Kecamatan Galela, Desa Gorua Selatan Kecamatan Tobelo Utara, dan Desa Kakara di Kecamatan Tobelo Selatan.

“Itu pun melalui seleksi. Karena dari 10 desa yang mengajukan, tetapi yang memenuhi syarat mendapatkan bantuan sebanyak tiga desa,” katanya.

Karena ini merupakan program nasional yang lintas kementerian, melibatkan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, Kementerian Keuangan, Bappenas, dan Perpusnas, maka setiap desa diberikan kewenangannya untuk dapat mengembangkan perpustakaan desanya.

“Ini salah satu program yang masuk dalam Nawacita, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan meningkatkan minat baca,” jelasnya.

(Ramlan Harun)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya