Cerita Gus Menteri dan Layang-Layang Batik Ala Desa Wisata Pagak Banjarnegara

Motif batik di setiap layang-layang menyiratkan pesan agar masyarakat bangga menggunakan batik

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 07 Okt 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2020, 15:00 WIB
Sebanyak 50 layang-layang bermotif batik terbang tinggi memenuhi langit Desa Pagak Kabupaten Banjarnegara, Selasa (6/10/2020). (Foto: Liputan6.com/Panitia Gelatik)
Sebanyak 50 layang-layang bermotif batik terbang tinggi memenuhi langit Desa Pagak Kabupaten Banjarnegara, Selasa (6/10/2020). (Foto: Liputan6.com/Panitia Gelatik)

Liputan6.com, Banjarnegara - Sebanyak 50 layang-layang bermotif batik terbang tinggi memenuhi langit Desa Pagak Kabupaten Banjarnegara, Selasa (6/10/2020). Para pencinta layang-layang dari 20 kecamatan se-Banjarnegara menerbangkan layang-layang ini untuk memperingati Hari Batik Nasional 2020.

Acara bertajuk Gebyar Layang-layang Batik (Gelatik) Tahun 2020 ini mengambil tema "Dari Pendamping Desa, untuk Indonesia". Kegiatan ini terselenggara atas inisiatif para pendamping desa yang tersebar di 20 kecamatan.

Para joki layang-layang mulai menerbangkan layang-layang pukul 14.00 WIB di lapangan Desa Pagak.

"Untuk menerbangkan layang-layang tidak terlalu sulit, apalagi jika anginnya stabil," kata Hafid Lukmansah, satu di antara peserta kegiatan.

Motif batik di setiap layang-layang menyiratkan pesan agar masyarakat bangga menggunakan batik. Batik merupakan budaya nasional yang keberadaanya telah diakui Unesco, organisasi PBB di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Tak hanya itu, penerbangan layang-layang batik secara berjemaah juga menjadi catatan fenomenal sehingga memecahkan rekor MURI. Rekor MURI yang hendak dipecahkan ialah kategori Menerbangkan Layang- Layang dengan Motif Batik Secara Virtual Bersama Menteri Desa, Abdul Halim Iskandar.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Pesan Gus Menteri

Sebanyak 50 layang-layang bermotif batik terbang tinggi memenuhi langit Desa Pagak Kabupaten Banjarnegara, Selasa (6/10/2020). (Foto: Liputan6.com/Panitia Gelatik)
Sebanyak 50 layang-layang bermotif batik terbang tinggi memenuhi langit Desa Pagak Kabupaten Banjarnegara, Selasa (6/10/2020). (Foto: Liputan6.com/Panitia Gelatik)

Acara ini melibatkan Abdul Halim karena termasuk program nasional Pendamping Desa melalui Kementerian Desa PDTT RI. Ia terlibat secara virtual melalui aplikasi telekonferensi.

"Kami berharap acara ini bisa meningkatkan rasa cinta terhadap budaya, khususnya batik," ujar Arif Nurul Huda, Koordinator Tenaga Ahli Kabupaten Banjarnegara yang juga ketua panitia pelaksanaan tingkat Kabupaten Banjarnegara.

Aksi penerbangan layang-layang batik secara daring dan serentak di 297 kabupatan/kota di 33 provinsi. Acara ini melibatkan 315 tim dengan lebih dari enam ribu peserta yang merupakan Tenaga Pendamping Profesional Desa secara virtual

"Saya tidak membayangkan para pendamping desa memberikan kejutan yang luar biasa dengan menerbangkan layang-layang," kata Gus Menteri, sapaan akrab Menteri Desa melalui layar.

Gus Menteri menilai saat ini merupakan momentum bagus karena bertepatan dengan hari batik nasional. Sebagai warisan budaya adiluhung, batik menyimpan nilai filosofis yang dalam. Peringatan setiap tahun ia harapkan semakin menguatkan pemahaman makna di setiap motifnya.

"Batik ini merupakan warisan nenek moyang kita yang telah diakui oleh UNESCO sebagai peninggalan budaya dunia tak benda," ucap Gus Menteri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya