Liputan6.com, Blora - Bengawan Solo sejak tiga hari terakhir ini kembali mengalami pencemaran. Saat ini, warnanya pekat dan menyerupai air teh.
"Hingga hari ini, kondisi airnya masih pekat," ujar Kepala PDAM Blora Cabang Cepu, Subiyanto saat ditemui wartawan, Senin (19/10/2020).
Subiyanto mengatakan, untuk sementara waktu karena kepekatan airnya, pendistribusian yang dilakukan PDAM kepada para pelanggan dihentikan.
Advertisement
"Tidak mungkin kami mengalirkan air seperti ini, kami mempunyai standar air yang harus didistribusikan," ucap dia.
Baca Juga
Subiyanto tidak memungkiri bahwa banyak para pelanggan yang menghendaki air tetap mengalir meskipun warnanya seperti itu. Baik untuk sekadar mandi dan kebutuhan lain yang bukan untuk memasak.
Menurutnya, musim seperti saat ini, banyak warga yang kesulitan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Terpisah, Kepala PDAM Blora, Yan Ria Pramono, mengaku bahwa pihaknya selama tiga hari ini memang tidak bisa menyalurkan air Bengawan Solo kepada pelanggan di Cepu dan Blora.
Dia bilang, terkait hal tersebut, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora.
"Kami belum ada rekomendasi dari DLH," kata dia.
Diketahui, berulang kali Bengawan Solo mengalami pencemaran. Sampai sekarang belum ada solusi untuk mengolah air supaya layak dan sesuai standar.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Blora, Dewi Tedjowati mengaku sudah mengetahui kondisi air Bengawan Solo tersebut.
Dia mengatakan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Camat Cepu untuk melakukan pemantauan. "Kami selalu update kondisi terkini keadaan Bengawan Solo," kata dia.
Lebih lanjut, Dewi menjelaskan, sudah melakukan investigasi sampai dengan hulu, baik provinsi maupun Blora sendiri. "Tapi itu maling-malingan, paginya bersih, malamnya tercemar. Dari hulu dicek bersih, tapi di Cepunya kok hitam," kata dia.
Dia menegaskan bahwa tidak ada industri di Blora yang membuang limbah hingga mengakibatkan pencemaran. "Kami pastikan tidak ada kalau di Blora," tegas Dewi.