Rencana Aksi Teror 2 Anggota MIT Kandas di Tangan Polisi

Polisi menduga dua anggota teroris MIT yang tertangkap di Kabupaten Parigi Moutong berencana melakukan aksi teror. Hal itu berdasarkan barang bukti yang ditemukan di lokasi penggerebekan keduanya.

oleh Heri Susanto diperbarui 19 Nov 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2020, 14:00 WIB
lokasi penggerebekan dan barang bukti dari penangkapan teroris di kabupaten Parigi Moutong
lokasi dan barang bukti dari lokasi penangkapan teroris di Kabupaten Parigi Moutong, Selasa (17/11/2020). (Foto: Polda Sulteng).

Liputan6.com, Palu - Polisi menduga dua anggota MIT yang tertangkap di Kabupaten Parigi Moutong berencana melakukan aksi teror. Hal itu berdasarkan barang bukti yang ditemukan di lokasi penggerebekan keduanya.

Di lokasi penggerebekan dua anggota MIT Poso di Kecamatan Bolano, Kabupaten Parigi Moutong pada Selasa (17/11/2020), Satgas Tinombala gabungan TNI dan polisi mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya dua senjata api revolver, puluhan butir amunisi, alat GPS, kompas, dan 2 buah bom lontong.

Polisi menduga barang-barang itu akan digunakan anggota kelompok radikal yang sempat berada di Kota Palu tersebut untuk melancarkan aksi teror.

"Berdasarkan histori mendekati akhir tahun kemungkinan mereka melakukan aksi teror, selain mereka memang terdesak oleh operasi Satgas Tinombala di Pegunungan Poso," Kapolda Sulteng, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menerangkan, Selasa (17/11/2020).

Sementara itu, dua jenazah anggota teroris MIT yang tewas usai baku tembak dengan aparat tersebut hingga Rabu (18/11/2020) masih berada di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng.

Jenazah Wahid alias Bojes rencananya akan diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Kabupaten Parigi Moutong, sedangkan pemakanan jenazah Aziz masih menunggu kabar dari pihak keluarga yang ada di Nusa Tenggara Barat.

"Yang sekarang sudah ada di Kota Palu baru keluarga dari Wahid alias Bojes, sedangkan keluarga Aziz masih berusaha dihubungi oleh petugas," Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto menjelaskan di RS Bhayangkara, Selasa (17/11/2020) malam.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut ini:


Akhir Pelarian 2 Terduga Teroris

situasi di RS Bhayangkara Polda Sulteng saat jenazah teroris tiba
Situasi di RS Bhayangkara Polda Sulteng saat jenazah anggota MIT yang tewas dalam baku tembak dengan aparat tiba, Selasa malam (17/11/2020). (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Sebelum berakhir dengan tembakan aparat, kedua orang yang masuk dalam DPO kasus terorisme itu terendus keberadaannya di Kota Palu pada 7 November 2020. Namun, mereka berhasil lolos dari penggerebekan aparat.

Pelarian keduanya selama lebih dari sepekan berakhir di sebuah gubuk terpencil di Desa Bolano Barat, Kecamatan Bolano, Kabupaten Parigi Moutong, sekitar 290 kilometer dari Kota Palu.

Polisi mengklaim menembak mati kedua buron itu lantaran keduanya melawan dengan senjata api saat akan ditangkap.

"Hasil sementara autopsi keduanya luka tembak, karena memang sebelum ditangkap diawali dengan kontak tembak," kata Didik.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya