Kondisi Terkini Gunung Merapi Usai Semeru dan Ili Lewotolok Meletus

BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 07 Des 2020, 01:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2020, 01:00 WIB
Memantau aktivitas Merapi
Aktivitas gunung merapi terlihat dari Lapangan Stiper, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis (19/11/2020). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekonologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada 5 November lalu menaikkan status Gunung Merapi menjadi siaga level III. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Yogyakarta - Beberapa pekan terakhir Gunung Merapi menyedot perhatian publik. Tanpa dinyana, justru Gunung Ili Lewotolok, di Lembata, NTT disusul Gunung Semeru, di Jawa Timur yang meletus.

Lantas, apa kabar Gunung Merapi terkini?

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan suara guguran terdengar satu kali dari Gunung Merapi berdasarkan periode pengamatan pada Jumat (4/12/2020) mulai pukul 00.00 WIB sampai 24.00 WIB.

Diwartakan Antara, Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu, menjelaska nsuara guguran di gunung api aktif itu terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan, Magelang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, ia menjelaskan bahwa suara guguran yang kerap terdengar itu merupakan guguran material lama atau lava sisa erupsi terdahulu di Gunung Merapi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Hasil Pemantauan Gunung Merapi

Menebak Perubahan Lava Kubah Merapi dalam 144 Tahun
Erupsi Gunung Merapi. (Liputan6.com/Yanuar H)

Pada periode itu, BPPTKG juga mencatat 32 kali gempa guguran, 39 kali gempa vulkanik dangkal, 315 kali gempa fase banyak, serta 27 gempa hembusan.

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tebal dengan ketinggian 175 meter di atas puncak.

Berikutnya, laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 11 sentimeter per hari.

BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Kabupaten Magelang, KabupatenBoyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya