Libur Akhir Tahun Bikin Waswas, Jabar Tambah 15 Gedung Isolasi Covid-19

Penambahan ruang isolasi dan tenaga kesehatan, untuk mengantisipasi lonjakan penderita Covid-19 menjelang akhir tahun.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 15 Des 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 21:00 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tengah memimpin rapat koordinasi yang dilakukan secara telekonferensi dengan pemerintah pusat dan beberapa Gubernur, guna penanggulangan Covid-19.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tengah memimpin rapat koordinasi yang dilakukan secara telekonferensi dengan pemerintah pusat dan beberapa Gubernur, guna penanggulangan Covid-19. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Bandung - Mengantisipasi libur panjang tahun baru, dan kekhawatiran melonjaknya Covid-19, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, bakal menyiapkan sekitar 15 gedung tambahan ruang isolasi pasien Covid-19.

Saat ini tingkat ruang ketersediaan tempat tidur di beberapa rumah sakit rujukan semakin menipis, seiring semakin bertambahnya jumlah pasien penderita virus yang berasal dari Wuhan, Cina, tersebut.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil, mengatakan saat ini tingkat keterisian ruangan pasien Covid-19 mencapai 75 persen, seiring meningkatnya jumlah penderita positif di beberapa daerah.

"Mungkin minggu depan bisa turun dengan bertambahnya jumlah bed dan ruang isolasi mandiri," ujarnya, dalam telekonferensi bersama dengan pemerintah pusat dan para Gubernur, Senin (14/1/2020).

Untuk itu, Pemprov Jabar, tengah mengupayakan  peminjaman ruang isolasi baru Kantor Pusdik dan Secapa Kota Bandung milik TNI Angkatan Darat, untuk digunakan selama satu bulan.

Selain itu, Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, meminta Komite Kebijakan Covid-19 Jabar meminta tambahan ketersediaan tenaga kesehatan (nakes). Saat ini jumlah rasioa nakes dengan gedung tidak seimbang.

"Apabila ada kekurangan SDM, maka akan subsidi silang dengan kota/kabupaten yang kasusnya rendah," katanya.

Bahkan dalam kalkulasi kebutuhan di lapangan, Komite Kebijakan Covid-19 Jabar bakal meminta bantuan TNI/Polri untuk mengaktifkan tenaga kesehatan milik kesatuan.

"Jabar ini luas jadi ada daerah yang bebannya rendah itu akan kita BKO ke daerah yang bebannya tinggi," katanya.

Opsi terakhir, ujar Emil, jika nakes yang diperbantukan masih kurang, bakal mengaktifkan relawan yang telah direkrut, termasuk menambah jumlah relawan.

Emil mengakui, meskipun terjadi jumlah penambahan pasien Covid-19 cukup signifikan, namun hal itu berbanding lurus dengan tingkat kesembuhan di Jabar yang mencapai 81,98 persen per 13 Desember 2020.

Angka itu lebih tinggi dari capaian angka kesembuhan nasional sebesar 81,90 persen. Sementara tingkat kematian hanya 1,6 persen, atau di bawah angka nasional 3,0 persen. Sedangkan angka Reproduksi Efektif (Rt) per 9 Desember 2020 di angka 1,61.

"Trennya menurun selama 14 hari terakhir," ujarnya.

Sementara itu, data per 7-13 Desember 2020 mencatat, ada 8 daerah masuk zona merah (Risiko Tinggi) Covid-19 di Jabar, yakni Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok, dan Kota Cimahi.

"Kepada yang ada di zona merah untuk terus memperhatikan potensi yang akan terjadi," katanya menambahkan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya