Dendeng Bumbu Laos, Menu Mewah Legendaris di Kedai Nasi Jamblang Cirebon

Nasi Jamblang menjadi salah satu kuliner yang banyak dicari pengunjung namun tidak semua kedai makan jamblang menyediakan menu andalan ini

oleh Panji Prayitno diperbarui 18 Jan 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2021, 06:00 WIB
Dendeng Bumbu Laos Menu Mewah Melegenda di Kedai Makan Nasi Jamblang Cirebon
Dendeng Bumbu Laos salah satu menu mewah Nasi Jamblang Cirebon luput dari daftar menu utama. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Nasi jamblang menjadi salah satu kuliner Cirebon yang melegenda. Nasi yang dibungkus daun jati dengan ragam pilihan lauk pauk memiliki ciri khas tersendiri.

Tidak heran setiap pengunjung yang datang ke Cirebon pasti mampir makan Nasi Jamblang. Namun, tidak semua menu lauk pauk dalam nasi jamblang dijajakan secara lengkap.

Penerus generasi ke lima Nasi Jamblang pertama di Cirebon, Emon Kusdiman mengatakan, sebagian besar menu lauk pauk yang dijual kedai makan nasi jamblang merupakan hasil perkembangan.

"Ketika awal mula Nasi Jamblang Cirebon dirintis dan berkembang lauk pauknya hanya ada tujuh macam. Dari ketujuh itu, satu menu lauk pauk saya perhatikan jarang dijual pedagang nasi jamblang saat ini. Kalau di kedai makan kami masih ada dan terus dipertahankan," ujar Emon, Minggu (17/1/2021).

Dia menyebutkan, tujuh menu utama nasi jamblang yakni sambal goreng, tempe, sayur tahu, ikan panjelan atau ikan asin cucut, kebuk goreng, tahu goreng dan dendeng bumbu laos.

Emong mengatakan, umumnya kedai nasi jamblang yang ada di wilayah Cirebon tidak menyediakan lauk pauk dendeng bumbu laos. Bahkan, hampir di seluruh kedai makan Nasi Jamblang Cirebon tidak menjual menu tersebut.

"Padahal pada zaman leluhur kami dendeng bumbu laos jadi salah satu menu andalan dan terbilang mewah. Karena nasi jamblang awal mula dibuat untuk sedekah," ujar dia.

Emon menjelaskan, Dendeng Bumbu Laos menjadi salah satu menu yang mewah pada masa awal nasi jamblang dijual sang perintis Tan Piaw Lung di Cirebon.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rendah Kolesterol

Dendeng Bumbu Laos Menu Mewah Melegenda di Kedai Makan Nasi Jamblang Cirebon
Salah satu pengunjung Nasi Jamblang Tulen Cirebon sedang menikmati ragam menu lauk pauk yang disediakan. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Proses pembuatan dendeng laos tidak jauh berbeda dengan membuat menu semur daging yang banyak ditemukan di kedai makan maupun restoran.

Laos atau lengkuas setelah dikupas kemudian diparut dan dijemur. Olahan laos khas Nasi Jamblang pertama di Cirebon tersebut kemudian dicampur dengan daging sapi yang sudah diiris dan diolah.

"Daging dan bumbu laos dimasak dan ciri khas di kami masaknya masih menggunakan kayu bakar jadi cita rasanya masih ada. Sederhana saja membuatnya hanya mungkin zaman sekarang dibilang rumit karena laos harus diolah dulu jadi bumbu," kata Emon.

Selain menjadi menu andalan, Dendeng bumbu laos diketahui rendah kolesterol. Menu Dendeng bumbu laos sendiri dijual Rp 10 ribu per buah.

"Menyerap lemak di dalam tubuh jadi tidak usah khawatir gemuk dan bikin kolesterol naik," ujar Emon.

Kedai makan Jamblang Tulen berada di Jalan Raya Jamblang, Kecamatan Depok, Cirebon merupakan pecetus kuliner khas yang melegenda. Haji Abdul Latief dan sang istri Nyonya Tan Piaw Lung (Mbah Pulung), adalah pencipta nasi jamblang Cirebon.

Kehadiran Nasi Jamblang tidak terlepas dari pembangunan Pabrik Gula Gembol pada tahun 1847 dan pembangunan Spirtus tahun 1883, pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda.

Pada saat itu, pabrik tersebut banyak menyerap tenaga kerja orang pribumi. Mereka bekerja sebagai kuli bangunan dan buruh pabrik.

Seorang pengusaha pribumi sukses, H Abdulah Latief, sering meminta istrinya, Nyonya Tan Piaw Lung atau yang akrab disapa Mbah Pulung, untuk menyedikan sarapan berupa nasi dan lauk pauk secukupnya yang dibungkus daun jati untuk para buruh pabrik sebagai sedekah.

"Makanan itu biasa disediakan untuk sarapan dan makan siang," papar Emon.

Seiring berjalannya waktu, permintaan nasi dan lauk pauk tersebut semakin banyak. Bahkan, mereka rela merogoh kocek demi menyantap nasi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya