Nasi Jamblang Pertama Cirebon, Meski Tekor Tak Mau Kendor

Berbagai cara dilakukan penerus generasi ke lima pencetus kuliner Nasi Jamblang Cirebon di tengah pandemi covid-19 meski omset merosot

oleh Panji Prayitno diperbarui 16 Jan 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2021, 12:00 WIB
Cerita Pengelola Nasi Jamblang Pertama Cirebon Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Kedai makan Nasi Jamblang Tulen Cirebon mengaku omset menurun di tengah pandemi covid-19.Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Emon Kusdiman tak bisa berbuat banyak dalam mengelola usaha kuliner Nasi Jamblang Tulen Cirebon di tengah pandemi covid-19.

Emon Kusdiman merupakan penerus generasi ke 5 pencetus kuliner tradisional Nasi Jamblang Cirebon. Saat pandemi covid-19, tempat makan Nasi Jamblang Tulen semakin sepi pengunjung.

"Semakin sepi dapat 25 pengunjung saja sudah bersyukur kami terus coba bertahan saja," ujar Emon, Jumat (15/1/2021).

Sebelum pandemi covid-19, rata-rata orang yang makan di warung Nasi Jamblang Tulen minimal 100 orang. Saat hari libur, jumlah pengunjung yang makan bisa bertambah dua kali lipat.

Dia mengatakan, sebagian besar pengunjung yang mampir ke warung Nasi Jamblang Tulen Cirebon dari luar kota. Mereka yang datang ke Cirebon selalu mampir untuk menyantap nikmatnya Nasi Jamblang pertama di Cirebon ini.

"Mereka kalau pulang kampung pasti mampir ke sini," kata Emon Namun, kata dia, pandemi covid-19 membuat omset Nasi Jamblang Tulen Cirebon menurun hingga 75 persen. Dia mengaku, untuk mendapat 25 pembeli saja terbilang sulit.

Kebijakan PSBB dan sejenis nya yang diterapkan pemerintah di luar Cirebon menjadi salah satu penyebabnya. Namun demikian, dia mengaku memahami kondisi yang ada saat ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Jam Operasional

Cerita Pengelola Nasi Jamblang Pertama Cirebon Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Kedai makan Nasi Jamblang Tulen Cirebon mengaku omset menurun di tengah pandemi covid-19.Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

"Kalau kondisinya begini secara bisnis memang tidak menguntungkan. Bahkan jam buka pun kita batasi," ujar Emon.

Selama covid-19, Emon mengaku masih tetap bertahan meski pada perjalanannya kerap kali tekor. Emon terpaksa mengurangi jam operasional warung makan legendaris itu.

Semula buka sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB malam hari. Saat ini Jamblang Tulen hanya buka pukul 07.00 WIB pagi hingga pukul 21.00 WIB malam.

"Mengurangi operasional rumah makan otomatis jam kerja karyawan juga berkurang. Untuk bayar karyawan saja saya harus nombok," ujar Emon.

Bagi Emon, adanya kebijakan PSBB Jawa Bali maupun sejenisnya oleh pemerintah tidak terlalu berpengaruh. Sebab, sejak awal covid-19 masuk ke Indonesia, rumah makan Jamblang Tulen sudah mempeketat dan menerapkan protokol kesehatan.

"Sekarang kan sudah ada vaksin semoga kondisi semakin pulih sehingga usaha kuliner kembali bangkit. Protokol kesehatan tetap kami berlakukan karena untuk kebaikan kita juga," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya