Liputan6.com, Cirebon - Keputusan menarik rem darurat di Kota Cirebon akan dibarengi dengan penambahan anggaran untuk menangani lonjakan kasus Covid-19. Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, sudah melakukan pemetaan ulang kebutuhan untuk penanganan lonjakan Covid-19. Dia menyebutkan, kebutuhan tambahan anggaran Covid-19 mencapai Rp12 miliar.
"Salah satunya untuk penambahan sewa isolasi mandiri di salah satu Hotel Ono's yang ada di Kota Cirebon. Juni ini sebenarnya sudah habis. Tapi kita tambah lagi hingga 3 bulan ke depan atau hingga September," ungkap Agus, Kamis (17/6/2021).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, keputusan memperpanjang sewa hotel untuk isolasi mandiri karena saat ini hotel tersebut masih penuh dengan pasien covid-19. Diketahui, hotel tersebut memiliki 52 kamar dengan kapasitas hingga 190 tempat tidur. Namun, saat ini kamar hotel tersisa satu.
"Itu juga sudah ada kebijakan dari pa Wali Kota memperpanjang hotel," ujar dia.
Selain itu, anggaran Covid-19 juga digunakan untuk pembayaran insentif, sosialisasi dan edukasi Satpol PP. Termasuk, testing hingga biaya pemakaman pasien yang meninggal karena covid-19.
Agus mengaku akan melakukan pergeseran anggaran yang ada di dinas lain untuk diprioritaskan kepada Covid-19.
“Misalnya anggaran penyertaan modal ke BUMD kita tunda dulu. Atau ada mata anggaran lain yang masih bisa kita tunda dulu,” ungkap Agus.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Covid-19 di Cirebon
Agus juga berharap dana tersebut cukup untuk penanganan Covid-19 di Kota Cirebon hingga akhir tahun. Sebelumnya, Pemkot Cirebon telah melakukan refocusing anggaran sebesar Rp109 miliar pada Februari 2021 lalu.
Dari dana tersebut, sebesar Rp 20 miliar digunakan untuk penanganan Covid-19 termasuk vaksinasi. Dia mengatakan, lonjakan positif Covid-19 membutuhkan tambahan anggaran.
"Ya perlu anggaran juga untuk penanganannya," ujar Agus.
Berdasarkan data dari website Covid-19 Kota Cirebon per hari Rabu, 16 Juni 2021, jumlah terkonfirmasi positif saat ini sudah mencapai 5.934. Dengan jumlah yang meninggal dunia sebanyak 218 orang.
hingga kini masih ada 477 orang yang melakukan isolasi. Sedangkan tingkat keterisian atau Bed Occupancy rate (BOR) sudah mencapai 81 persen.
Advertisement