Liputan6.com, Pekanbaru - Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, mulai agak tenang pada Rabu malam, 30 Juni 2021. Warga sekitar dan pekerja perusahaan di lokasi tak lagi 'berdampingan' dengan harimau sumatra yang muncul beberapa hari lalu.
Meski demikian, petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau masih standby di lokasi memitigasi konflik harimau sumatra dengan warga setempat. Bisa jadi harimau kembali lagi karena di desa itu banyak ternak seperi ayam dan kambing.
Advertisement
Baca Juga
Kepala BBKSDA Riau Suharyono menjelaskan, harimau sumatra di Teluk Lanus terakhir muncul pada Selasa malam, 29 Juni 2021. Warga melihat harimau melintas di semak-semak.
"Pada larut malam, petugas dan warga mendengar auman harimau, sangat jelas itu harimau," terang Suharyono.
Tim dan warga langsung bergerak mencari sumber suara itu. Petugas membuat suara gaduh karena harimau biasanya menjauh ketika mengetahui keramaian mengarah kepada dirinya.
"Tim juga menghidupkan kembang api dan mercon ke sumber auman," ucap Suharyono.
Simak video pilihan berikut ini:
Berdekatan Habitat Harimau
Suharyono menyebut gerakan tim dan warga ini sangat terpola. Petugas mengiring harimau ke arah hutan yang masuk dalam hamparan atau landscape Kampar.
"Lokasi itu masih lebat hutannya dan menjadi habitat harimau sumatra," jelas Suharyono.
Pengiringan diklaim berhasil karena tidak terdengar lagi auman harimau. Malam berikutnya tidak terdengar auman harimau ataupun kemunculan oleh warga setempat.
"Paginya juga tidak ada lagi laporan kemunculan," kata Suharyono.
Suharyono menyebut kemungkinan harimau sumatra kembali lagi sangat besar. Apalagi desa itu bertetangga dengan habitat harimau dan di pemukiman banyak ternak yang kandangnya cukup jauh dari rumah.
"Untuk mencegah itu, tim dan warga membuat suasana desa menjadi ramai, tidak lengang," jelas Suharyono.
BBKSDA Riau menghimbau masyarakat merapikan kandang ternak dan memindahkannya lebih dekat dengan rumah.
"Jangan beternak lagi di lokasi yang pernah didatangi harimau," imbuh Suharyono.
Advertisement