Liputan6.com, Gunungkidul - Alviansyah Arifky, anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) harus menjalani isolasi mandiri sendirian di rumah neneknya di Padukuhan Kajar 3 RT 8 RW 11 Kalurahan Karangtengah Kapanewon Karangmojo, Gunungkidul. Alviansyah adalah anak yatim piatu.
Pelajar kelas 12 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Wonosari ini menceritakan selama bertugas menjadi pengibar bendera, semua anggota Paskibra sehat semua. Sebelum dikarantina selama 2 minggu, mereka sudah menjalani uji swab dan semuanya dinyatakan negatif.
"Kami itu dites sebelum karantina, di tengah karantina dan ketika akan pulang," ujarnya, Jumat (20/8/2021).
Advertisement
Baca Juga
Selama karantina 2 minggu, semua anggota diberi makan 3 kali sehari, diberi vitamin, diberi obat untuk menjaga stamina. Selama itu pula mereka terus melakukan latihan dan diberi waktu istirahat yang cukup.
Sebelum mereka mengikuti acara ramah tamah dengan bupati di rumah dinas bupati, ada dua orang di kamarnya yang mengaku pusing. Di kamar tersebut kebetulan berisi 11 orang dan yang mengaku pusing dan meriang ada 2 orang.
"Kami mengira itu biasa, selepas tugas mengibarkan dan menurunkan bendera kan capek kepanasan. Terus pusing dan meriang," paparnya.
Ketika acara ramah tamah berlangsung kemudian ada dua orang lagi yang mengaku pusing, sehingga total ada 4 paskibra. Kemudian mereka dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan hingga akhirnya diketahui positif Covid-19.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Video Pilihan Berikut:
Makanan Dibantu Tetangga, Halo Disdikpora...
Rifky sendiri saat itu pulang karena tidak termasuk yang positif. Tetapi pada waktu tracing dinyatakan positif namun dirinya tidak mengalami gejala apapun. Dirinya diminta untuk pulang dan menjalani isolasi mandiri.
Ketika di rumah, dirinya baru merasakan gejala yaitu indra penciumnya sudah tidak bisa untuk membau. Selain itu, ia mengaku semuanya baik-baik saja dan tetap merasa sehat serta dapat beraktivitas biasa. Bahkan Jumat pagi ia bisa menjemur meja kursi dan juga selimut yang ia bawa saat karantina sebagai anggota paskibra.
Rifky mengaku selama ini tinggal di sebuah pondok pesantren karena bapaknya belum lama meninggal, sementara ibunya yang sudah bercerai dengan bapaknya masih tinggal di Riau. Ia memang pindahan dari Riau mengikuti kedua orangtuanya.
"Lha karena positif ini saya isoman di rumah nenek sendiri,"ujar dia.
Anggota DPRD Gunungkidul dari Partai Nasdem, Rian Eko Wibowo mengaku prihatin dengan apa yang menimpa Rifky. Terlebih Rifky harus tinggal sendirian selama isoman.
Rifky adalah anak orang yang tidak mampu. Uuntuk kebutuhan makanan kebetulan tetangga kiri kanannya banyak yang baik.
Ia meminta kepada Disdikpora untuk memberikan perhatian khusus dengan Rifky. Karena Rifky bisa dikatakan sebagai anak yatim piatu meski ibunya masih ada namun menikah lagi dan tinggal di Riau. Rian berharap Disdikpora memenuhi kebutuhan hidup Rifky selama karantina.
"Dia kan terpapar Covid-19 karena sedang tugas negara. Harus ada prioritas," tandasnya.
Advertisement