Liputan6.com, Grobogan - Peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI di masa pendemi Covid-19 tetap semarak. Di tengah pembatasan kegiatan, upacara bendera dari Istana Negara disiarkan secara virtual dan bisa diikuti oleh warga di rumah masing-masing.
Namun begitu, ada beberapa orang yang memperoleh kesempatan istimewa mengikuti secara langsung upacara ini. Salah satunya adalah keluarga Aiptu Muhamad Anwar Junaidi dan Siti Zulaicha.
Keluarga ini memperoleh kesempatan langka upacara bendera di istana lantaran dapat undangan dari Istana Merdeka. Buah hati mereka, Zaidan Kamal Anwar, menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka).
Advertisement
Baca Juga
Jadi peserta upacara HUT Kemerdekaan RI ke-76 di Istana Merdeka, membuat Anwar Junaidi senang sekaligus terharu. Hatinya berdebar kencang dan was-was saat pasukan Paskibraka keluar untuk menurunkan bendera, Selasa (17/8/2021) sore.
“Saat pasukan Paskibraka keluar kami berdebar dan terus berdoa. Semoga berjalan lancar, yang pasti penampilan bisa sempurna, pelaksanaan pengibaran tidak ada keliru, tidak putus talinya, berkibarnya juga bagus,” ungkap Aiptu Muhamad Anwar didampingi istrinya.
Rasa plong bercampur senang, adalah ketika upacara selesai digelar dan acara kenegaraan di Istana Negara bisa berjalan sempurna. Paskibraka melaksanakan tugasnya dengan baik dan sempurna.
“Tadi pingin mengabadikan, pingin motret. Tapi tidak bisa karena selama upacara berjalan kami terus berdoa karena anak saya salah satu pasukan 8 dan sebagai petugas pengibar bendera dalam upacara penurunan bendera,” ungkap Anwar, terharu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Ibu Terus Menangis
Sebagai orang yang pernah melatih pasukan pengibar bendera di Kabupaten Grobogan, Anwar yakin anaknya dilatih dengan baik oleh tim khusus di Istana Negara. Namun, sebagai manusia kekhawatiran dan ketakutan terjadi sesuatu kesaahan selama proses pengibaran bendera tetap muncul.
“Semalam istri saya tidak bisa tidur nangis dan terus berdoa buat anak, Kamal dan pasukan Paskibraka,” tambahnya.
Menurut Anwar, anaknya, Zaidan Kamal Anwar tertarik masuk seleksi Paskibraka saat masuk SMA. Namun, baru saat kelas 11 SMA N 1 Purwodadi bisa ikut seleksi paskibra kabupaten dan akhirnya lolos tingkat provinsi dan menjadi wakil Provinsi Jateng sebagai Paskibraka.
“SMP pernah saya arahkan jika mau ikut Paskibra. Tapi anaknya lebih suka ikut basket. Tapi enggak tahu, saat masuk SMA tiba-tiba tertarik dan ikut latihan dan yang bikin kami kaget saat dia izin ikut seleksi Paskibraka,” ungkap Siti Zulaicha.
Kamal mengikuti seleksi bersama beberapa temannya. Dari seleksi beberapa orang diterima sebagai Paskibra tingkat kabupaten, satu wanita lolos sebagai Paskibra Provinsi Jawa Tengah dan Zaidan Kamal Anwar lolos sebagai Paskibraka.
“Lolos seleksi kabupaten, Kamal izin seleksi di Semarang dan kami terharu dan bangga karena dia memberi kabar lolos sebagai Paskibraka,” tambahnya.
Terkait komposisi di Paskibraka, Zaidan Kamal Anwar yang juga ditunjuk sebagai lurah Paskibraka tahun 2021 memberi kabar orang tuanya lewat telepon.
“Jam 03.00 kami ditelepon minta doa dan mengabarkan posisinya sebagai pasukan 8 dan sebagai pengibar bendera dalam upacara penurunan bendera. Kami senang tapi makin berdebar khawatir bagaimana nanti. Karenanya kami terus berdoa,” tambahnya.
Advertisement
Cinta Seni dan Rajin Mengaji
Zaidan Kamal merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Aiptu Muhamad Anwar Junaidi Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Tawang Harjo dan Siti Zulaicha pengelola apotek di Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Remaja dengan tinggi 178 centimeter dan berat 69 kilogram itu memiliki hobi bersepeda dan lari. Selain olah raga, mengaji menjadi kegiatan segari-hari.
Bersama beberapa teman dengan postur hampir sama tinggi, Zaidan Kamal sering berolahraga dengan standar sebagai pasukan pengibar bendera.
Sebelum mengikuti seleksi, Zaidan Kamal mempersiapkan diri baik fisik hingga belajar kesenian khususnya kuda lumping. Kemampuan seni, menjadi nilai plus saat mengikuti seleksi Paskibra dan Paskibraka.
Rasa haru juga diungkapkan Mardani, Kepala SMA N 1 Purwodadi. Pria yang mengikuti upacara secara virtual mengaku bangga saat menyaksikan anak didiknya tampil di upacara kenegaraan yang dihadiri Presiden Joko Widodo.
“Kami merasa bangga siswa kami terpilih sebaga duta dari Jateng. Semua ini tidak lain adalah doa dari kita kita semua. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah motivasi diri anak, orang tua dan keluarga besar SMAN 1 Purwodadi,” ungkapnya usai acara upacara.