Tips Mengenali Gejala Hepatitis B Akut dan Kronis ala Siloam Hospitals Yogyakarta

Hepatitis B bisa menyebabkan dua jenis infeksi, yakni infeksi akut dan kronis.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2021, 09:56 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2021, 09:55 WIB
Krisma Kurnia, dokter senior Siloam Hospitals Yogyakarta
Krisma Kurnia, dokter senior Siloam Hospitals Yogyakarta, memaparkan seluk beluk hepatitis B

Liputan6.com, Yogyakarta- Hepatitis B yang disebabkan virus HBV (Hepatitis B Virus) menginfeksi organ hati atau liver. Secara umum, gejala terinfeksinya organ hati akibat virus HBV mengakibatkan mata dan kulit menguning, sakit perut, urine keruh dan gatal, hingga membengkak atau mengecilnya organ hati.

Menurut Krisma Kurnia, dokter senior Siloam Hospitals Yogyakarta, hepatitis B bisa menyebabkan dua jenis infeksi, yakni infeksi akut dan kronis.  Infeksi HBV pada kondisi akut dapat diartikan gejala umum terjadi dalam kurun waktu enam bulan.

Penanganan pada kondisi akut ini dapat dilakukan dengan segera mendatangi layanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan secara tepat.

[bacajuga:Baca Juga](4662009 4662017 4644513)

“Sistem kekebalan tubuh dapat dibantu dengan vaksin hepatitis yang memberikan antibodi atau kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B,” ujarnya saat  membuka edukasi bincang sehat melalui Live Instagram, Senin (04/10/2021).

Meskipun demikian, jika pasien merasakan keluhan akibat infeksi ini secara kontinu berarti pasien sudah mencapai tahap kronis. Artinya, sistem imun tubuh tidak bisa melawan infeksi.

Infeksi pada tahap kronis dapat menyebabkan komplikasi penyakit, yaitu kanker hati dan sirosis (rusaknya organ hati akibat penyakit liver) dan terjadi pada  rentang waktu yang cukup lama, antara 10 hingga 15 tahun.

Penyakit Hepatitis B dapat menyerang segala umur dari anak hingga dewasa. Pada dasarnya virus menyebar melalui cairan tubuh penderita atau yang terinfeksi, seperti, produk darah (jarum suntik yang tidak steril  ataudarah yamg tidak disaring), hubungan seksual tanpa alat pengaman, dan sering dari ibu (penderita) ke bayi dalam kehamilan, persalinan dan atau menyusui.

Sebenarnya penyakit hepatitis B dapat disembuhkan melalui perawatan medis khusus dan dapat dicegah dengan mendapatkan Vaksin Hepatitis B yang diberikan dalam kurun waktu tertentu.

"Vaksin Hepatitis B diberikan 3 kali dosis selama perawatan berlangsung. Pemberian vaksin merupakan cara yang terbaik untuk mencegah pemaparan virus ke organ lainnya," tutur Krisma Kurnia.

Pemberian vaksin hepatitis B memiliki efektivitas 98 sampai 100 persen mencegah dan membantu imun tubuh terhadap virus HBV ini. Terlebih, pada masa pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat bisa mendapatkan vaksin lengkap hepatitis B setelah minimal satu bulan menerima vaksin lengkap Covid-19.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya