Cerita Napi di Lapas Bengkalis, Belajar Buat Tempe untuk Modal Bebas

Sejumlah narapidana di Lapas Bengkalis membuat tempe sebagai bekal untuk bebas nanti dan memenuhi konsumsi warga binaan lainnya.

oleh M Syukur diperbarui 13 Jul 2022, 23:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 23:00 WIB
Aktivitas narapidana di Lapas Bengkalis membuat tempe untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga binaan lainnya.
Aktivitas narapidana di Lapas Bengkalis membuat tempe untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga binaan lainnya. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sejumlah Lapas dan Rutan di Riau melakukan terobosan untuk menambah penghasilan bagi warga binaan. Setelah membatik, beternak ayam dan mengolah limbah, kini narapidana membuat tempe sebagai bekal jika bebas nanti.

Narapidana buat tempe ini merupakan inovasi dari Lapas Bengkalis. Sejumlah warga binaan terlibat setelah mendapat pelatihan dari petugas Lapas.

Kepala Lapas Kelas IIA Bengkalis, Edi Mulyono, menyebut pihaknya mendatangkan pengusaha tempe ternama di Pulau Bengkalis memberi bekal ke narapidana.

Ide pembuatan tempe ini tercetus karena makanan dari kacang kedelai itu sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain enak dan berprotein tinggi, tempe mampu melawan radikal bebas dan mencegah diabetes.

"Tak heran kalau tempe sekarang menjadi makanan yang mendunia, sudah menembus pasar Australia, Eropa dan Amerika," kata Edi, Selasa siang, 12 Juli 2022.

Di sisi lain, tempe menjadi menu makanan wajib bagi warga binaan sesuai perintah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Menangkap peluang pasar yang menggiurkan tersebut, salah satu petugas Lapas Bengkalis menyampaikan idenya kepada Kasi Kegiatan Kerja Lapas Bengkalis, Novindra Pajinjing Siahaan.

"Dari pada beli di pasar, mending kita yang buat tempe dan dapat untung, warga binaan juga dapat ilmu," jelas Edi.

Selain itu, pembuatan tempe membuat narapidana punya kegiatan dan bisa menghilangkan stres. Hilangnya stres membuat Lapas aman dan tertib.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pemasaran

Saat ini, ada lima warga binaan terlibat dan bakal bertambah ke depannya. Setiap hari, warga binaan memulai aktivitas membuat tempe dari kerja mulai pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB dengan bimbingan serta pengawalan.

Untuk pemasaran tidak sulit karena pihak Lapas menjual ke pemborong bahan makanan narapidana di Bengkalis. Pemborong diklaim kaget karena produk tempe narapidana tidak kalah dengan yang dijual di pasaran.

"Saat ini, warga binaan baru mampu memproduksi 20 kilogram tempe per hari dengan keuntungan Rp140ribu. Modal usaha diperoleh dari Koperasi Pegawai Lapas Bengkalis, sedangkan untungnya dibagi ke koperasi, WBP, dan disetor ke negara sebagai PNBP," ujar Edi.

ZAD (28), salah satu narapidana menjelaskan, bahan baku pembuatan tempe adalah kedelai berkualitas, ragi, dan plastik. Diperlukan ruangan yang sirkulasi udaranya sedikit sehingga membuat ruangan hangat dan baik untuk proses fermentasi.

Proses pembuatan dimulai dengan pemilihan dan pencucian kedelai, lalu direndam selama 12 jam dan dikupas kulitnya. Kemudian direbus, ditiriskan, dan ditaburi ragi sebanyak 1 sendok makan untuk 1 kilogram kedelai.

"Lalu dibungkus dengan plastik dan difermentasikan diruangan bersuhu 38-40 derajat celcius seharian," kata ZAD.

 

Terima Kasih

ZAD berterima kasih atas keterampilan yang diberikan pihak lapas. Diapun menyatakan akan menjadi pengusaha tempe kalau bebas nanti.

"Saya masuk penjara karena nekat mencuri, saat itu saya pengangguran, sekarang saya sudah punya keahlian, saya akan jadi pengusaha tempe. Tidak hanya membuat tempe, tapi juga produksi berbagai jenis olahan tempe," ZAD bersemangat.

Beberapa waktu lalu, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Mhd Jahari Sitepu mengunjungi Lapas Bengkalis untuk meninjau kegiatan narapidana di sana. Dia mendukung penuh dan berharap kian banyak narapidana dilibatkan.

"Lapas harus konsisten melakukan kegiatan pembinaan, beri keahlian warga binaan sebaik-baiknya, lakukan dengan memperbanyak program keterampilan," ajak Jahari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya