Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Jawa, seperti halnya etnis lain di Nusantara, memiliki khasanah pengetahuan tersendiri yang hingga kini masih banyak diikuti. Salah satunya tentang ilmu kesaktian yang metodenya secara umum di luar nalar.
Ilmu-ilmu kesaktian tersebut dikenal dengan istilah ajian. Dari beragam ilmu yang dipercaya, salah satu yang populer adalah Ajian Semar Mesem.
Secara peristilahan, Semar Mesem berakar dari kata Semar dan Mesem. Semar adalah salah satu karakter utama dalam mitolgi Jawa. Mesem dengan pelafalan huruf E pertama seperti dalam kata 'bebek' dan E kedua seperti dalam kata 'sedap'- artinya tersenyum. Dengan demikian arti leksikalnya adalah Semar yang tersenyum.
Advertisement
Ajian ini adalah ilmu yang awal mulanya digunakan untuk menaklukkan lawan. Dalam perkembangannya, Semar Mesem lebih populer sebagai ilmu untuk membuat lawan jenis terpesona.
Ajian ini dipercaya dapat meningkatkan aura kharismatik penggunanya. Perkataannya juga dapat dipercaya oleh oleh orang lain.
Mengutip dari platform budaya tradisional Etnis.id, Semar Mesem digunakan oleh Ki Ageng Pemanahan, salah satu tokoh perintis kerajaan Mataram. Dia menggunakannya untuk menaklukkan musuh. Ternyata bukan hanya musuh saja yang akhirnya takluk, tapi juga semua pengikutnya.
"Semar Mesem bukanlah ilmu hitam, tapi ilmu yang membawa belas kasih," kata Nellivian, praktisi spiritual.
Dia mengatakan Semar Mesem konon dipercaya bisa memperbaiki aura daya tarik diri, terlihat menonjol dan terlihat kharismatik di antara orang sekitar, memperbaiki hubungan relasi dan bersosial dan dalam hal percintaan atau cari jodoh, melunturkan pagar penghalang dengan lawan jenis.
"Semar Mesem bukan untuk seseorang yang tidak mau melakukan pendekatan hubungan. Karena menggunakannya perlu disertai rasa menghargai pasangan," ujar Nellivian
Â
Penelitian Semar Mesem
Walaupun seseorang memiliki mantra semar mesem tidak serta merta ia bisa merasakan khasiatnya.
"Agar dapat menguasai ilmu Semar Mesem perlu melakukan lelaku khusus, di bawah bimbingan sang guru yang sudah mumpuni " ujar Nellivian.
Beratnya lelaku, membuat sebagian orang memilih membayar sang empu untuk membuat minyak atau keris Semar Mesem siap pakai. Dibandingkan harus melakukan lelaku khusus, yang terkadang harus puasa mutih berhari-hari. Membeli yang sudah siap pakai lebih mudah dan praktis. Contohnya minyak semar mesem, cara menggunakannya seperti memakai parfum.
Walaupun Semar Mesem lebih dikenal sebagai ilmu pelet. Namun dalam penggunaannya lebih cocok dikategorikan sebagai pengasihan dan pemikat.
"Pengasihan, pemikat dan pelet itu berbeda. Pengasihan meningkatkan daya tarik diri di lingkungan sosial. Pemikat meningkatkan daya tarik diri khususnya dalam hal memikat lawan jenis. Sedangkan pelet fokusnya menarik seseorang agar tertarik pada diri kita," jelas Nellivian.
Ajian Semar Mesem tidak hanya diburu oleh orang-orang yang percaya untuk digunakan. Kalangan akademisi pun mulai menjadikannya sebagai bahan penelitian. Salah satunya penelitian oleh mahasiswa dari Universitas Muhamadiyah Malang. Tim peneliti menyoroti tren social budaya terkait Semar Mesem tersebut.
Peneliti menggarisbawahi bahwa setiap mantra yang disakralkan oleh masyarakat setempat, dalam hal ini mantra Semar Mesem, memiliki makna dan fungsi tersendiri, sesuai dengan apa yang diyakini masyarakat tersebut. Dengan begitu setiap orang memiliki pendapat yang berbeda dalam menanggapi mantra tersebut.Â
Dialog dan kompromi antara pendekatan timur dan barat di tengah-tengah masyarakat memang terus berjalan.Â
Advertisement