Liputan6.com, Solo - Baru beberapa bulan membuka sebuah kedai kopi bernama Koude Koffie di wilayah Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah itu sudah diterpa pandemi Covid-19.
Namun, Hendri Saputro atau yang karib disapa Koh Hen pemilik kedai kopi tersebut tetap membuka usahanya dan tidak merumahkan karyawannya.
Hal itu dilakukannya untuk menyelamatkan usahanya agar tidak tutup, meski omsetnya turun jauh cara tersebut adalah yang terbaik dia pilih agar semua karyawannya bisa tetap bekerja dan usahanya juga berjalan.
Advertisement
Baca Juga
Suasana Koude Koffie yang instagramable itu nampak sejuk, lantaran adanya beberapa pepohanan yang tumbuh di area luar membuat setiap pengunjung yang hadir betah berlama-lama berada di kedai itu.
Â
Kedai Kopi dengan Suasana Nyaman
Tak hanya itu, jika tidak ingin berada di area luar kedai itu, ada beberapa ruangan yang sangat asik dan nyaman untuk sekedar menghabiskan waktu bersama rekan atau keluarga tercinta di koude koffie.
Suasana kedai yang jadul dengan hiasan-hiasan barang-barang di masa lampau, bahkan ada kaset-kaset jadul tertata rapi di sudut dinding koude koffie. Sesuai dengan harapan sang pemilik dari sebuah nama kedai kopinya yang memiliki makna besar untuk usahanya tersebut.Â
Di mana, nama Koude sendiri diambilnya dari bahasa Belanda yang memiliki arti kebahagiaan atau bisa juga memiliki arti kesegaran, dan tagline kedainya adalah 'kopi dan kebahagiaan'.
"Buka pertama itu tahun 2022, tidak lama ada pandemi Covid-19. Walau omset tidak terlalu banyak, saya tetap buka kafe ini dan tidak merumahkan karyawan," kata Koh Hen kepada Liputan6.com ditemui di kafe koude, Jebres, Kamis (17/11/2022).
Advertisement
Kopi Temanggung
Ia bercerita konsep kedai kopinya adalah kedai kopi sederhana atau rumahan jaman dulu, dirinya mendapatkan ide karena sering berkumpul dengan teman-temannya yang sering berkumpul di satu titik.
"Konsepnya kedai kopi rumahan, lebih ke idealis yang saya sukai sih. Barang-barang yang terpasang di koude memang semua dibawa dari rumah, cuma beberapa aja yang beli," tutur dia.
Menurut Koh Hen, kedai kopinya itu menyediakan aneka jenis minuman kopi dan coklat. Tak hanya minuman, Koude Koffie juga menyediakan makanan khas yang tidak dijual oleh kedai kopi manapun.
"Kami menggunakan kopi dari Temanggung full arabica dan robusta. Sementara belum memakai kopi dari tempat lain. Selain menu kopi, ada coklat dan juga menu makanan aneka ayam, nasi gila dan lainnya," tutur dia.
Â
Titik Kumpul Acara Riding Vespa
Tak hanya memiliki konsep kedai kopi unik tempo dulu, kedai kopi koude juga dijadikan titik kumpul beberapa pecinta vespa dan komunitas lainnya. Bahkan, pihaknya mengaku sering membuat kegiatan kolaborasi dengan SoloMods Mayday berupa kegiatan rading, dan kegiatan sosial.
"Koude koffie sering dijadikan titik kumpul acara-acara seperti reading para penggemar vespa. Ruangannya terbagi mulai dari ruang terbuka, ruang meeting dan tempat santai," ucapnya.
Kedai kopi bertema tempo dulu memiliki omset per bulan mencapai lebih dari 30 juta rupiah, dengan jumlah karyawan empat orang. Pria 31 tahun itu adalah salah satu penggemar vespa, tak sedikit komunitas dan penggemar vespa di sekitar Solo Raya sering datang ke kedai kopi miliknya.
Advertisement