Tambang Batu Bara di Sawahlunto Meledak, Pekerja Tertimbun Sedalam 200 Meter

Tambang batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dikabarkan meledak pada Jumat (9/12/2022) pagi.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 09 Des 2022, 15:17 WIB
Diterbitkan 09 Des 2022, 15:10 WIB
Ledakan Meledak
Ilustrasi Foto Ledakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Tambang batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dikabarkan meledak pada Jumat (9/12/2022) pagi. Sebanyak empat pekerja tambang meninggal dunia akibat ledakan tersebut.

Selain itu, enam orang masih terjebak dalam timbunan.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengonfirmasi insiden ledakan tersebut. Dia mengatakan, ledakan terjadi di lubang tambang IUP PT NAL Sapan Dalam, Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto sekitar pukul 09.00 WIB.

"Telah terjadi kecelakaan tambang yang diduga adanya letupan dari dalam lubang tambang," kata Dedi saat dikonfirmasi, Jumat (9/12/2022).

Dari data yang dihimpun, ledakan tambang berimbas pada 15 pekerja. Sembilan di antaranya berhasil keluar dari lumbang tambang.

"Data korban total sebanyak 15 orang, keluar dari dalam lubang 9 orang. Di antaranya 5 luka-luka dan 4 orang meninggal dunia. Sementara 6 masih dievakuasi atau masih dalam lubang," ujar Dedi.

Peristiwa ledakan terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, para pekerja memulai aktivitas penambangan. Saat itu para pekerja lubang memulai aktivitas penambangan yang diketahui oleh Dian Firdaus selaku Kepala Teknik Tambang (KTR) PT NAL.

Tidak lama, terlihat lubang mengeluarkan kepulan asap dan diiringi letupan kecil dari dalam lubang tambang.

"Yang pada saat itu beberapa pekerja sudah ada yang masuk ke dalam lubang, selanjutnya KTT memerintahkan kepala lubang untuk melakukan pengecekan ke dalam lubang," ujar Dedi.

Dedi menyampaikan, saat ini masih dilakukan proses evakuasi terhadap para pekerja lubang. Ia menduga, para pekerja lubang tambang yang masih terkurung di dalam lubang berada pada kedalaman kurang lebih 200 meter.

Bahkan, kondisi lubang terdapat kandungan gas metan. Pada lubang itu terdapat beberapa reruntuhan akibat dari letupan kecil lubang tambang.

"Yang belum diketahui kondisi para pekerja tersebut. Fokus utama saat ini adalah evakuasi korban dulu,” ujarnya.

Dedi menyampaikan, hal itu menjadi alasan pihaknya belum memprioritaskan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab ledakan. Apalagi belum diketahui persis bagaimana kondisi di dalam lubang.

"Masih didalami oleh Polres, dan Polda Sumbar turun untuk mengawal proses penyelidikan,” tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya