Dibuang Sayang, Segudang Manfaat Mengolah Limbah Tulang Ayam Jadi Produk Pangan

Hasil penelitian menyebutkan banyak kandungan gizi yang bisa dimanfaatkan dalam tulang ayam

oleh Panji Prayitno diperbarui 02 Mar 2023, 18:49 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2023, 18:00 WIB
Dibuang Sayang, Segudang Manfaat Mengolah Limbah Tulang Ayam Jadi Produk Pangan
Penampakan olahan tulang ayam menjadi Krim Sup Jagung Tulang Ayam. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - Olahan ayam menjadi salah satu makanan pokok yang selalu ada dalam daftar menu utama di masyarakat maupun kedai makan. 

Selain mudah didapat, ayam seakan menjadi makanan yang mudah diolah. Namun demikian, belum banyak orang mengetahui bahwa limbah tulang ayam memiliki banyak manfaat. 

Hasil penelitian Universitas Prasetiya Mulya School of Applied Science Technology Engineering Mathematics (STEM) Tangerang menemukan banyak manfaat pada tulang ayam. 

"Hasil penelitian dari prodi Food Business Technology atau teknologi pangan, tulang ayam mengandung banyak gizi yaitu kalsium, protein dan fosfor," ujar dosen pembimbing pengabdian masyarakat Universitas Prasetiya Mulya Rike Tri Kumala Dewi, Rabu (1/3/2023).

Rike menjelaskan, bersama sejumlah mahasiswa melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di salah satu UMKM Kota Cirebon AzZahra. UMKM tersebut, kata dia sukses mengolah limbah tulang ayam menjadi kerupuk tulang ayam.

Dalam pengabdian masyarakat, dua prodi di Universitas Prasetya Mulya Tangerang memberi pelatihan hingga resep kepada pengelola UMKM AzZahra. 

"UMKM yang dikelola Bu Wati ini kami ajarkan cara membuat krim sup jagung tulang ayam. Jadi ada produk lain yang dihasilkan bu Wati selain kerupuk tulang ayam," kata Rike.

Sementara itu, pengabdian masyarakat tersebut diikuti mahasiswa dari dua prodi, yakni Teknologi Pangan dan Bisnis Matematika.

Rike mengatakan, selain diajarkan cara membuat sup krim jagung tulang ayam, pelaku UMKM dilatih cara mengelola manajemen usaha. Menurut mahasiswa prodi bisnis matematika Universitas Prasetiya Mulya Michael Max William, pencatatan keuangan sangat penting dikuasai oleh pelaku UMKM.

"Jika ingin mengembangkan UMKM tentu pencatatan keuangan harus bagus dulu, seperti menentukan harga pokok produksi hingga penggunaan digital untuk pencatatan keuangan. 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kurangi Limbah

Dibuang Sayang, Segudang Manfaat Mengolah Limbah Tulang Ayam Jadi Produk Pangan
Mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya saat mengikuti program pengabdian masyarakat memberi pelatihan membuat krim sup jagung tulang ayam kepada pelaku UMKM Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Rike berharap, hasil penelitian tentang tulang ayam tersebut memotivasi kampus dan masyarakat untuk mengurangi limbah tulang ayam.

"Daripada tulang ayamnya dibuang lebih baik diolah lagi menjadi produk pangan bernilai," harap Rike.

Michael juga mengaku memberi pelatihan menguasai aplikasi digital buku kas. Pelatihan tersebut sebagai bagian dari cara mudah pelaku UMKM mengelola keuangan. 

Perwakilan mahasiswa prodi teknologi pangan Universitas Prasetya Mulya Ayu Patresia Nababan mengatakan pihak kampus memberikan alat food dehidrator untuk membantu pelaku UMKM. 

"Food dehidrator ini sebagai pengering kalau sedang tidak ada matahari. Fungsinya mengeringkan hasil olahan sup krim jagung tulang ayam. Setelah kering lalu diblender jadi bubuk dan dikemas," ujar dia.

Terpisah, pemilik UMKM Kerupuk Tulang Ayam Cirebon, Wati, mengaku kagum dengan inovasi baru yang diberikan kampus untuk pengembangan usahanya.

Wati langsung mempraktikkan inovasi produk pangan bersama para mahasiswa tersebut. 

"Saya sudah ikuti proses pembuatan dari hari pertama bikin tepung tulang ayamnya dulu, pengeringan sehari, kemudian dihaluskan dan praktik bikin supnya sudah jadi rasanya enak. Layak jual," kata dia. 

Melihat peluang tersebut, Wati mengaku akan mengenalkan produk barunya itu kepada relasi dan mitra UMKM lain. 

Namun, Wati terlebih dahulu akan menjual produknya dalam bentuk siap makan. Sembari itu, Wati akan menempuh proses administrasi hingga krim sup jagung tulang ayam bisa menjadi produk kemasan saset. 

"Kalau nunggu harus keluar dulu izin PIRT hingga label halal pasti lama. Jadi saya mau jual per cup dulu sambil pengenalan," ujar dia.

Wati mengaku banyak mendapat pengalaman baru ketika diberi pelatihan mengenai usaha. Salah satunya dia belajar menentukan harga pokok dan pencatatan keuangan yang lebih baik di era digital. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya