Liputan6.com, Mamasa - Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar Akmal Malik menutup kemah kebangsaan yang digelar di Kabupaten Mamasa, Sabtu (11/03/23). Dia berharap kegiatan itu dapat meningkatkan keharmonisan sekaligus memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat Sulbar, khususnya di Kabupaten Mamasa.
"Saya harap tokoh-tokoh Sulbar dari berbagai agama tetap kompak dan terus menjaga persatuan di tengah perbedaan," ujar Akmal.
Baca Juga
Kegiatan ini digelar oleh Badan Kesbangpol Sulbar di Tondok Bakaru, Mamasa mulai 10 hingga 11 Maret 2023. Adapun Kemah Kebangsaan 'Membangun Kecerdasan Berbangsa Melalui Temu Tokoh Agama, Generasi Muda Antar Umat Beragama Sulbar'.
Advertisement
Ada tiga narasumber yang dihadirkan Kesbangpol Sulbar dalam kemah kebangsaan itu, yakni Wakil Sekjen PBNU Muhammad Najib Azca, Cendekiawan Muslim Muhammadiyah Sukidi Mulyadi dan Pengamat Kebijakan Publik Indonesia Andrinof Chaniago.
Menurut Akmal, Sulbar merupakan daerah yang tidak didukung dengan fiskal yang baik. Kendati demikian Sulbar memiliki kebersamaan yang kuat dan wajib dijadikan percontohan untuk Indonesia.
"Jangan pernah berhenti mencintai Indonesia. Mari kita bangga menjadi bagian dari Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Sekjen PBNU Muhammad Najib Azca menyebut kebinekaan bukan sesuatu tanpa makna yang dibentuk oleh para tokoh perjuangan. Melainkan dari perbedaan tersebut menyimpan banyak pelajaran.
"Perbedaan merupakan salah satu kategori kerawanan yang dapat dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, maka mari kita jaga bersama," kata Najib.
Cendekiawan Muslim Muhammadiyah, Sukidi Mulyadi mengungkapkan para pahlawan berjuang dengan tulus demi Indonesia merdeka dengan hidup penuh kesederhanaan. Menurutnya, hal tersebut perlu dicontoh oleh pemimpin saat ini.
"Indonesian dream adalah impian saya sebagaimana yang diimpikan oleh para pahlawan bangsa," kata Sukidi.
Dia menilai, fondasi Indonesia yaitu negara ketuhanan atau bangsa yang religius dan bebas kerukunan antar umat beragama.
"Kita semua terpanggil untuk merawat, memajukan dan membuat Indonesia sesuai yang diinginkan para pendiri," tutup Sukidi.