Saat Emak-emak Geruduk dan Segel SD di Minahasa Utara

Sejak pagi hari sekitar pukul 07.30 Wita, emak-emak ini sudah mendatangi SD Inpres Klabat terletak di Desa Klabat, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 15 Okt 2023, 02:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2023, 02:00 WIB
Emak-emak ini menyegel SD Inpres Klabat, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, Jumat (13/10/2023). (Foto: Yoseph Ikanubun/Liputan6.com)
Emak-emak ini menyegel SD Inpres Klabat, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, Jumat (13/10/2023). (Foto: Yoseph Ikanubun/Liputan6.com)

Liputan6.com, Manado - Sebagai bentuk penolakan terhadap Femmy Iroth yang ditunjuk kembali sebagai kepala sekolah dasar atau SD Inpres Klabat, Jumat (13/10/2023), puluhan orang tua (ortu) siswa yang didominasi kaum ibu mendatangi sekaligus menyegel sekolah tersebut.

Sejak pagi hari sekitar pukul 07.30 Wita, emak-emak ini sudah mendatangi SD Inpres Klabat terletak di Desa Klabat, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut.

Puluhan ibu ini berunjuk rasa tepat di depan ruang kepala sekolah. secara bergantian mereka meneriakkan tuntutan mereka yang menolak kehadiran Femmy Iroth. Mereka juga membawa sejumlah poster, salah satunya bertuliskan

“Masalah bantuan PIP kami pertanyakan? Apakah harus ada pemotongan Rp50.000/siswa setiap penerimaan? Tolong dijawab agar orang tua tidak bertanya-tanya!!”

Dalam aksi demo ortu siswa tersebut, mereka menyebut Femmy Iroth gagal membenahi sekolah itu karena banyak fasilitas rusak serta dugaan adanya pungutan liar.

“Kalau sebagai orang tua yang masalah kursi, meja, juga bantuan PIP yang dipotong Rp50.000 tidak setuju,” ungkap Irma Rumagit salah satu orang tua siswa kelas 4 SD Inpres Klabat.

Dalam penuturan Irma Rumagit, pada Rabu (11/10/2023) lalu, orang tua murid datang ke sekolah mempertanyakan status Femmy Iroth kembali menjabat sebagai Kepala SD Inpres Klabat.

“Kebetulan ada pengawas, jadi saya tanya, bu maaf mau tanya apa yang menyebabkan sampai Ibu Femmy Iroth harus jadi lagi Kepala SD Inpres? Yang masalah lagi ini, yang Ibu Femmy diganti, balik lagi jadi kepala sekolah,” tuturnya.

Menurut Irma, sebagai orang tua murid Ia tidak mempermasalahkan kembalinya Femmy Iroth di sekolah, asalkan bukan sebagai kepala sekolah. Kalau Femmy kembali ke SD Inpres sebagai guru semua terima, tidak ada yang tidak terima, silahkan.

“Tapi kalau untuk jadi kepala sekolah kami orangtua murid SD Inpres Klabat tidak setuju. Siapapun yang mengganti, jangan Ibu Femmy Iroth,” sebut Irma.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Respons Inspektorat

Dia mengatakan, selama enam tahun tidak ada perubahan soal fasilitas sekolah. Menurutnya, hal itu didasarkan pada fakta dan kondisi sekolah yang sudah memprihatinkan.

Fasilitas sekolah yang turut dikeluhkan orang tua siswa di SD Inpres Klabat salah satunya toilet. Para murid mau tidak mau harus menumpang buang air kecil/besar di toilet sekolah samping SD Inpres Klabat yaitu SMP Negeri 2 Satu Atap Dimembe di Klabat.

Selain itu pakaian olahraga siswa yang diganti setiap tahun, para orang tua merasa keberatan dengan hal ini, pasalnya harga pakaian olahraga siswa bervariasi, Rp150 ribu sampai Rp200 ribu.

Femmy Iroth yang berada di sekolah itu menolak untuk menanggapi tuntutan para orang tua murid. Dia juga menolak untuk memberikan keterangan terkait pesoalan tersebut.  

Kepala Inspektorat Kabupaten Minahasa Utara Steven Tuwaidan yang juga berada di sekolah itu menjelaskan pihaknya akan melakukan evaluasi selama enam bulan kepada Femmy Iroth. Sedangkan terkait keluhan orang tua murid, akan dilakukan pendalaman sejauh mana perubahan yang akan dilakukan Femmy.

“Enam bulan ini akan dievaluasi kinerjanya. Nah ketika dia tidak berubah masih tetap begini, yah kita akan rekomendasikan kepada pimpinan,” ujarnya.

Puluhan orang tua murid merasa tidak puas dengan penjelasan serta kebijakan yang diambil pihak pemkab Minahasa Utara. Mereka menyatakan akan terus menggelar aksi penolakan, hingga ada kepala sekolah yang baru.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya