Liputan6.com, Bandung - Ketika bertengkar dengan pasangan kerap kali selain beradu argumen, pasangan ada yang memberikan respon diam atau silent treatment. Tindakan ini justru membuat hubungan semakin memburuk karena tidak bisa memperbaiki permasalahan yang tengah terjadi di antara pasangan.
Silent treatment banyak terjadi dalam hubungan percintaan terutama di antara pasangan yang masih belum dewasa. Biasanya pasangan yang melakukan tindakan ini akan berhenti berbicara usai dirinya bertengkar dengan sang kekasih.
Namun perlu diketahui, silent treatment bisa terjadi kepada siapa saja baik itu kepada keluarga, teman dekat, teman kerja dan lain-lain. Tindakan ini mempunyai ciri seseorang memilih tidak berbicara dan menghiraukan keberadaan orang tersebut saat tengah bertengkar.
Advertisement
Orang yang melakukan silent treatment sebenarnya mendengar apa yang kita bicarakan, tetapi memilih untuk acuh dan menyibukan diri dengan melakukan kegiatannya sendiri. Tindakan ini dinilai sebagai tindakan yang menyebalkan, tidak dewasa, dan memperburuk suatu masalah.
Tahukah kamu bahwa tindakan silent treatment terkadang bisa menjadi bentuk kekerasan emosional ketika seseorang menggunakannya untuk mengontrol dan memanipulasi orang lain. Tindakan ini tentu mempunyai dampak yang luar biasa terutama untuk hubungannya dengan orang tersebut.
Melansir dari usatoday, tindakan silent treatment biasanya dilakukan oleh orang yang memang kesulitan dalam mengomunikasikan rasa sakitnya.
Namun, orang yang menerima perlakuan silent treatment cenderung mengalami ancaman terhadap kebutuhan mereka terkait rasa memiliki, harga diri, kontrol, hingga keberadaan yang berarti.
Lantas Apa Itu Silent Treatment
Melansir dari choosingtheraphy tindakan silent treatment merupakan sebuah perlakuan diam dari seseorang yang dilakukan secara sengaja. Orang tersebut biasanya melakukannya untuk menarik diri dari interaksi atau menolak untuk terlibat jauh dalam sesuatu.
Singkatnya tindakan silent treatment adalah sebuah sikap atau perilaku diam dari seseorang yang dilakukan sengaja. Tujuannya untuk mendiamkan atau mengabaikan lawan bicara dengan menolak berbicara atau memperhatikan lawan bicaranya.
Menurut seorang psikolog bernama Vaile Wright dijelaskan, jika tindakan ini termasuk ke dalam pola perilaku yang mengontrol atau menghukum. Sehingga tindakannya bisa dianggap sebagai sikap yang kasar.
Seseorang yang melakukan tindakan silent treatment menganggap orang tersebut seolah-olah tidak penting. Meskipun banyak alasan mengapa seseorang melakukan tindakan tersebut namun silent treatment adalah tindakan yang bisa menyakiti seseorang secara emosional sehingga bisa termasuk ke dalam tindakan kekerasan emosional.
Advertisement
Dampak Silent Treatment pada Hubungan
Melansir dari Medical News Today perilaku silent treatment termasuk tindakan yang tidak baik untuk menyelesaikan sebuah konflik. Pasalnya, tindakan ini bisa memberikan dampak-dampak buruk kepada seseorang yang mengalami silent treatment.
Dampak-dampak yang bisa dihasilkan dari tindakan ini tentunya akan menyerang emosional orang tersebut dengan sangat besar. Seseorang bisa sangat stres atau mengalami gangguan psikologis.
Selain itu, orang yang mengalami silent treatment bisa menyebabkan trauma secara emosional. Sehingga, bisa saja berdampak pada kondisi fisik orang tersebut yang sangat serius.
Perubahan perilaku juga bisa terjadi terutama perubahan perilaku yang biasanya tidak dilakukan pada normalnya. Adapun dampak yang paling sering terjadi adalah rusaknya hubungan tersebut secara perlahan atau rusak dan hancur hingga membuat hubungan berakhir dengan perpisahan.
Bisakah Silent Treatment Dianggap Kekerasan Emosional?
Seperti dijelaskan sebelumnya, tindakan ini bisa dianggap kekerasan emosional terutama jika orang tersebut dengan sengaja memilih tindakan silent treatment. Melansir dari halodoc berikut ini adalah tindakan silent treatment yang bisa menjadi kekerasan emosional:
1. Salah satu pihak bermaksud untuk melukai orang lain dengan cara mendiamkannya.
2. Keheningan di antara orang tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
3. Keheningan hanya berakhir ketika mereka memutuskan keheningan tersebut.
4. Mereka masih bisa berbicara dengan orang lain, tetapi tidak dengan pasangan mereka.
5. Orang yang melakukan silent treatment mencari dukungan dari orang lain atas perbuatan yang dilakukannya.
6. Orang tersebut menggunakan keheningan untuk menyalahkan pasangan mereka dan membuat pasangan merasa bersalah.
7. Mereka menggunakan keheningan dengan sengaja untuk memanipulasi atau berusaha untuk mengubah perilaku dari orang lain.
Advertisement