Siasati Kemarau Panjang, Petani Gorontalo Beralih ke Sistem Hidroponik Rakit Apung

Berbekal dengan peralatan sederhana, mereka kemudian membuat media taman dengan mengubah sistem hidroponik rakit apung dari internet.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 24 Okt 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2023, 08:00 WIB
Hidroponik rakit apung
Petani di Gorontalo merubah sistem tanam konvensional ke hidroponik rakit apung akibat kemarau (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Kemarau panjang yang masih melanda Provinsi Gorontalo, membuat sejumlah petani Hortikultura nampaknya merugi. Pasalnya mulai dari hasil produksi menurun, hingga gagal tanaman akibat kekeringan krisis air.

Meski begitu, kondisi ini tidak membuat petani sayur di Gorontalo kehabisan akal. Menyerah dengan keadaan bagi mereka bukanlah solusi terbaik.

Mereka terus memutar otak bagaimana taman sayur yang sudah menjadi mata pencaharian mereka, tetap berproduksi. Berbekal dengan peralatan sederhana, mereka kemudian membuat media taman dengan mengubah sistem hidroponik rakit apung.

Bahanya pun cukup sederhana, hanya dari barang-barang bekas seperti papan, styrofoam dan plastik kaca yang dirakit sedemikian rupa, mereka sudah bisa menanam kembali tanpa harus menunggu hujan turun.

"Hanya ini jalan satu-satunya yang kami lakukan. Menunggu hujan entah kapan turun, sementara kami harus mengisi perut dari hasil menjual sayur," kata Yaya Harun, salah satu petani hidroponik.

Yaya bilang, sebelum musim kemarau melanda Gorontalo selama empat bulan ini, dirinya menanam sayur di tanah. Namun, kualitas hasil panen sangat buruk tidak seperti musim hujan.

"Kalau musim kemarau, tanam di tanah sayurnya tidak maksimal. Karena tidak ada air yang cukup," ujarnya.

Dengan begitu, kemudian ia mencari referensi di internet bagaimana bisa membuat media tanam hidroponik sederhana. Dengan berbekal ilmu dari internet, ia kemudian memberanikan diri membuat hidroponik rakit apung.

"Dengan rasa sedikit ragu akhirnya saya mulai mengumpulkan barang bekas. Kemudian saya rakit dan akhirnya jadi sistem hidroponik rakit apung," katanya.

"Hanya dengan membuat wadah seperti kolam, kemudian diisi air, kita sudah bisa menanam dengan teknik tersendiri yang saya pelajari di internet," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sayur Sehat

hidroponik rakit apung
Petani di Gorontalo merubah sistem tanam konvensional ke hidroponik rakit apung akibat kemarau (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Media tanam seperti ini kata Yaya, sangat membantunya di musim kemarau. Bagi mereka, media tanam seperti itu tidak perlu ribet dan bisa dikatakan makan yang akan dikonsumsi seluruhnya menggunakan perawatan organik dan tidak menggunakan pupuk kimia sama sekali.

"Dengan bahan baku barang-barang bekas kami bisa membuat sistem hidroponik rakit apung untuk mengurangi dampak kerugian akibat musim panas," tuturnya

Dengan begitu, petani sayur tidak takut lagi dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Selain ramah lingkungan, sayuran ini juga tidak menggunakan bahan kimia yang tentu sangat aman dikonsumsi.

"Meski musim kemarau panjang, kami tidak takut lagi. Bahkan ini lebih steril untuk dikonsumsi dibandingkan yang ditanam di tanah," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya