Liputan6.com, Yogyakarta - Pemda DIY terus membangun konektivitas di wilayah selatan DIY dengan pembangunan Jembatan Pandansimo sepanjang 1.900 meter. Jembatan yang akan menghubungkan antara Bantul dan Kulonprogo ini juga masuk Proyek Strategis Nasional Jawa bagian Selatan, yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur.
“Saya optimistis, hadirnya jembatan Pandansimo, tidak hanya menjadi modal mobilitas transportasi, tetapi juga menjadi konektor pengembangan sektor ekonomi, logistik, dan memacu pertumbuhan multi-sektor lainnya, di wilayah Bantul dan Kulonprogo,” kata Gubrnur DIY Sri Sultan HB X saat acara groundbreaking, Senin 12 Desember 2023.
Sultan mengatakan pembangunan jembatan Pandansimo menjadi jalan pembuka kesejahteraan, bagi masyarakat Bantul, dengan semangat Projotamansari dan juga bagi Kulon Progo dengan semangat Binangun-nya. Jembatan Pandansimo dapat menjadi icon inovasi dan eksplorasi potensi pariwisata Kawasan Pantai Selatan DIY.
Advertisement
Baca Juga
“Saya mengajak seluruh pihak untuk turut mengawal setiap tahapan pembangunan jembatan Pandansimo. Mari turut memastikan setiap tahapan pembangunan, harus dicermati secara seksama. Agar proses pembangunan dapat berjalan lancar, tepat waktu, dan menghasilkan kualitas pekerjaan sesuai standar safety dan quality yang telah ditentukan,” ujar Sri Sultan.
Sri Sultan mengapresiasi seluruh pihak, terutamanya kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI beserta seluruh jajarannya. Sultan berharap dalam pembangunan jembatan Pandansimo, bisa melibatkan tenaga-tenaga produktif di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo.
Sementara itu, Kepala BBPJN Jateng-DIY Rien Marlia mengatakan, proses penyiapan pembangunan jembatan Pandansimo sudah berlangsung sejak tahun 2013 hingga 2015, dilakukan pembebasan lahan oleh Pemda DIY, serta penyiapan dokumen Amdal. Sementara, review DED dilakukan pada tahun 2022.
Pembangunan jembatan Pandansimo masuk pada paket kegiatan Inpres Jalan Daerah Tahap 1 yang merupakan bagian dari rangkaian jalur Trans Selatan Jawa. Jembatan Pandansimo dengan panjang 1.900 meter ini terdiri dari jalan pendekat sepanjang 625 meter, slab on pile sepanjang 690 dan jembatan utama dengan bentang 675 meter.
Nilai kontrak sebesar Rp 814,8 miliar dan dilaksanakan oleh PT Adikarya Persero, PT Sumber Wijaya Sakti dengan Rencana Final Hand Over (PHO) di tanggal 31 Desember 2024. Area Jembatan Pandansimo memiliki karakteristik tanah yang berpasir dan muka air tanah dangkal dan dekat dengan sumber gempa sesar opak radius kurang dari 10 km, rentan potensi likuifaksi.
“Jembatan Pandansimo akan menggunakan teknologi LRB atau Lead Rubber Bearing pada struktur bawah jembatan yang fungsinya untuk meredam gempa. LRB ini mampu mengembalikan struktur yang ditopangnya pada posisi semula setelah gempa berakhir. Jembatan Pandansimo juga nantinya akan dipercantik dengan pemasangan ornamen yang mengusung kearifan budaya lokal,” kata Rien.
Nantinya Jembatan Pandansimo selain menjadi icon baru kebanggaan masyarakat pesisir selatan DIY, juga bisa menjadi wadah berkumpulnya masyarakat lintas sosial. Rien mengajak seluruh stakeholder untuk berkolaborasi agar pembangunan jembatan Pandansimo dapat dilaksanakan secara profesional, tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya.
“Dokumen SMKK terkait rencana mutu pelaksanaan konstruksi rencana kerja pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup dan rencana manajemen lalu lintas pekerjaan harus dibuat dengan benar. Sehingga selama kegiatan pembangunan jembatan Pandansimo dapat meminimalisir dampak negatif terhadap kondisi lingkungan dan sosial masyarakat,” tutup Rien.