Erupsi Gunung Lewotobi, Pengungsi Kekurangan Makanan dan Tikar

Ratusan warga memilih mengungsi usai Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali erupsi, Senin 1 Januari 2024. Namun, mereka kekurangan makanan karena bantuan urung datang

oleh Ola Keda diperbarui 01 Jan 2024, 11:36 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2024, 11:36 WIB
Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)
Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Flores - Ratusan warga memilih mengungsi usai Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali erupsi, Senin 1 Januari 2024. Namun, mereka kekurangan makanan karena bantuan urung datang.

Pengungsi dominasi warga Desa Nawokote dan Dusun Podor, Desa Boru itu menempati teras Balai Penyuluhan KB, Pos Pemeriksaa Hasil Laut, Kantor Camat Wulanggitang dan aula SMP Negeri 1 Wulanggitang, Flores Timur.

Meski sudah disiapkan tenda pengungsian, namun tak ada tikar sebagai alas tidur. Selain bertahan dengan keterbatasan, banyak pengungsi anak-anak juga kelaparan, sebab bekal yang dibawa pasca erupsi sudah habis.

"Gemuruh semalam sangat besar. Kami semua lari, numpang mobil pikap, badan saya dipenuhi belerang," ujar Elias Leksi Kedang, warga Dusun Bawalatang, Desa Nawokote kepada Liputan6.com, Senin 1 Januari 2024.

Elias bersama istrinya, Yuliana Pusung Kwuta, dan anak-anaknya bertahan dengan makanan seadanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Bantuan Pemda Flotim Belum Tiba

Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)
Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)

Yoseph Tobi (39), pengungsi lainnya, mengaku sangat membutuhkan dapur umum dan tenda darurat. Ia bersama keluarganya mengaku belum bisa pulang karena Gunung Lewotobi Laki-Laki naik status dari Waspada ke Siaga.

"Semoga tenda dan dapur umum ada supaya kami bisa atur masak sendiri," ujarnya.

Camat Wulanggitang, Fredy Moat Aeng, mengatakan warga sudah diarahkan ke tiga titik pengungsian yakni, di halaman SDK Kemiri, Kantor CU Remaja, Polsek Wulanggitang, dan Kantor Camat.

Ia mengaku masih menunggu arahan Pemda Flotim soal logistik tambahan, termasuk konsumsi.

"Logistik sementara kita siapkan termasuk masker, sementara yang lainnya tunggu dari Pemda Flores Timur" katanya.

Hingga saat ini, Pemda Flores Timur melalui BPBD Flores Timur belum tiba di tempat pengungsian.

Waspada Gas Beracun

Gunung Lewotobi Laki-laki
Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)

Situs Magma ESDM menyebut, tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau sekitar 1.723 meter dari atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 18.2 mm dan durasi 53 detik.

Sementara Pos Pemantauan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera, mengupdate status gunung dari Waspada ke Siaga.

"Penyampaian peningkatan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga)," demikian bunyi keterangan itu.

Masyarakat sekitar kembali diimbau untuk tidak beraktivitas atau berada dalam radius 2 kilo meter dari pusat Gunung Lewotobi Laki-Laki, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi gas beracun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya