Kreativitas Mahasiswa UNY, Sulap Bonggol Jagung Jadi Briket dan Kerajinan

Bonggol jagung biasanya dibuang begitu saja setelah memanfaatkan biji jagung. Namun ternyata bonggol jagung ini dapat  bernilai ekonomi jika digunakan lagi menjadi kerajinan atau briket. 

oleh Yanuar H diperbarui 03 Jan 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2024, 08:00 WIB
Contoh ilustrasi jagung manis
Jagung manis sering dikonsumsi sebagai makanan musim panas khususnya akhir Juli dan awal Agustus (Foto: Unsplash.com/Phoenix Han)

Liputan6.com, Yogyakarta - Mahasiswa prodi Pendidikan Seni Kriya Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY Ade Kurniawan mengatakan jika bonggol jagung bisa menambah penghasilan, dengan mengubahnya menjadi karya seperti sandal, kotak tisu, kap lampu bahkan hiasan dinding. Tidak hanya itu bonggol jagung juga bisa menjadi bentuk lain seperti briket. 

“Kami mendirikan CIP Janggel untuk mengolah sampah tanpa meninggalkan limbah,” katanya saat memberikan pelatihan mengolah bonggol jagung kepada warga Dusun Jetis, Bligo, Ngluwar, Magelang pada Sabtu 23 Desember 2023.

Ia mengatakan memanfaatkan bonggol jagung ini langkah awalnya dengan mengeringkan bonggol jagung selama 3 hari, lalu diamplas dengan mesin khusus agar bonggolnya layakmenjadi bahan produksi. Lalu bonggol dipotong sesuai ukuran dan dirakit menjadi karya dan setelah melalui proses penghalusan dan finishing maka karya berbasis bonggol jagung siap dipasarkan. 

Ade  menegaskan   proses produksi ini tidak menyisakan limbah karena serbuk dari pengamplasan bonggol jagung juga dapat dijual sebagai campuran pakan ternak.

 “Benar-benar tidak meninggalkan sisa, bahkan sampahnya pun masih dapat menghasilkan uang,” ujar Ade. 

Mahasiswa KKN MBKM UNY di  Dusun Jetis ini beranggotakan Asri Nur Anissa, Cahyaning Mulat Ayu Eriyanti, Frisca Kirana Maharani Indira, Khafidz Akmal Assidqi, Fitra Assyifa Azra, Aulia Nur Alima, Irfan Nur Cholis, Taufiq, Asnan Ahmad Sabri dan Sasmita Anggun Pawestri. Ketua KKN MBKM UNY Khafidz Akmal Assidqi mengatakan pelatihan di dusun ini karena melihat banyak  limbah bonggol jagung yang hanya dibakar atau dibuang begitu saja setelah jagungnya diambil. 

“Oleh karena itu kami mengundang dua narasumber untuk mengolah bonggol jagung limbah itu menjadi sesuatu yang bermanfaat,” kata Khafidz.

Taufiq menjelaskan tentang pengolahan limbah bonggol jagung juga dapat diolah menjadi briket yang merupakan bahan bakar sejenis arang yang berguna sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar minyak. 

“Kelebihan briket ini diantaranya merupakan energi terbarukan, dapat mengurangi sampah, lebih murah dan ramah lingkungan,” papar mahasiswa prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FIKK UNY tersebut.

Ia memberikan cara membuat briketnya, pertama kali bonggol jagung dibakar hingga menyisakan abu. Lalu abu bonggol jagung tersebut diberi campuran tepung kanji yang telah dicairkan dengan perbandingan 2 bagian abu bonggol jagung dan 1 bagian tepung kanji lalu adonan dicetak pada pralon dan briket siap digunakan.

Kepala Dukuh Jetis-Gagan Bligo Ngluwar Magelang, Uun merasa senang dengan adanya pelatihan ini karena membuka wawasan warga bahwa bonggol jagung hasil panen selama ini masih bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan dan briket.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya