Liputan6.com, Karawang - Ratusan ulama yang tergabung dalam Jaringan Silaturahmi Pondok Pesantren Pantura Raya (Jas Pontren Pantura), Jawa Barat menggagas deklarasi damai Pemilu 2024 yang diisi dengan kegiatan doa bersama dan khataman Al-Qur'an 100 kali.
Selain ratusan santri dan ulama, dalam kegiatan yang digelar di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Miftahul Khoirot, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang itu turut hadir Kapolres Karawang AKBP Wirdanto Hadicaksono. Termasuk unsur TNI dan Komisioner Bawaslu.
Tak hanya itu, para ustaz dan pimpinan pondok pesantren se-Pantura Jawa Barat yang meliputi daerah Bekasi, Kabupaten Karawang, Subang, Purwakarta dan Indramayu juga turut hadir dalam kegiatan khataman 100 kali Al-Qur'an ini untuk mendoakan agar Pemilu 2024 berjalan aman dan damai.
Advertisement
Baca Juga
"Ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Dengan khataman Al-Qur'an sebanyak 100 kali kami berharap Pemilu yang akan dilaksanakan pada bulan Februari mendatang bisa berjalan dengan aman dan damai," kata Ketua Pelaksana kegiatan, Asep Saefudin Abas, belum lama ini.
Dalam kesempatan itu, Kapolres Karawang AKBP Wirdanto Hadicaksono mengatakan, pihaknya sangat mengpresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Jas Pontren Pantura tersebut. Sama halnya dengan para ulama, jajarannya juga berharap Pemilu 2024 bisa berjalan dengan sejuk, aman dan damai.
"Kami dari Kepolisian mengapresiasi yang setingi-tingginya atas inisiasi acara doa bersama dan deklarasi pemilu damai ini diselenggarakan di Kabupaten Karawang," kata Kapolres.
Di tahun politik seperti ini, dirinya juga turut berpesan supaya masyarakat bisa tetap rukun. Jangan sampai terjadi perpecahan karena karena berbeda pilihan.
Semantara itu, Kasubsatgas Intelijen Kombes Tony Budhi yang dalam kegiatan tersebut ditunjuk sebagai pengisi ceramah agama, menyampaikan bahwa polarisasi agama kerap digunakan pada saat Pemilu. Sehinga dirinya mengimbau masyarakat agar tidak terpancing dengan isu yang menyesatkan.
"Polarisasi agama sering kali digunakan pada masa Pemilu seperti saat ini. Agama masih sering dijadikan alat politik," kata Kombes Tony.
Tony juga mengingatkan agar masyarakay tidak mudah terpancing oleh provokasi yang beredar di media sosial. Pesannya, saat mendapat informasi di media sosial jangan asal dicerna tapi harus dicek dulu kebenarannya.