Skill Center Indonesia Luncurkan Kurikulum Jembatan Emas, Metode Belajar 10 Kali Lebih Efektif

Kurikulum Jembatan Emas adalah rancangan pembelajaran yang dilengkapi dengan metode belajar kreatif berdasarkan Whole Brain Theory.

oleh Novia Harlina diperbarui 10 Jun 2024, 12:59 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2024, 01:17 WIB
SCI meluncurkan sebuah kurikulum bernama Jembatan Emas. (Liputan6.com/ist)
SCI meluncurkan sebuah kurikulum bernama Jembatan Emas. (Liputan6.com/ist)

Liputan6.com, Jakarta - Skill Center Indonesia (SCI) meluncurkan sebuah kurikulum bernama Jembatan Emas yang bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila. Kurikulum ini dapat membantu seseorang 10 kali lebih cepat untuk belajar akademik, kompetensi hard skill, maupun soft skill.

Kurikulum Jembatan Emas adalah rancangan pembelajaran yang dilengkapi dengan metode belajar kreatif berdasarkan Whole Brain Theory. Kurikulum tersebut dirancang untuk mengoptimalkan kemampuan otak kanan melalui imajinasi dan kreativitas dalam mendukung kinerja otak kiri.

Penerapan kurikulum ini mendorong seseorang untuk berpikir out-of-the-box dan mengasah kreativitas sehingga memberikan pengalaman belajar yang holistis dan beragam. Selain itu, proses belajar akan menjadi 10 kali lebih efektif dan menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan menyenangkan.

Penyusunan Kurikulum Jembatan Emas oleh SCI terinspirasi oleh pengalaman yang dimiliki salah satu tenaga pendidiknya yaitu Filda Malari.

Coach Filda tersebut sudah berkeliling Indonesia, terutama ke wilayah 3T, untuk membantu generasi muda Indonesia agar bisa belajar lebih cepat dan efektif melalui metode Mind Connection. Metode ini merupakan salah satu metode di dalam Kurikulum Jembatan Emas.

Salah satu kisah inspiratifnya yaitu berhasil mendorong siswa pondok pesantren di Sukabumi, yang awalnya kurang dalam bahasa inggris dalam waktu 1 minggu mampu berbahasa inggris.

"Metode Mind Connection bisa diterapkan oleh siapa saja, baik untuk mendukung akademis maupun menambah kompetensi hard skill dan soft skill" jelas Coach Filda.

Hingga kini, total murid yang telah diajar oleh Coach Filda tidak kurang dari 9.000 orang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Kini, Kurikulum Jembatan Emas sudah selesai disusun dan siap untuk diadopsi. Kurikulum ini dirancang sebagai kurikulum pendukung sistem pendidikan dan pelatihan yang sudah ada di berbagai instansi, organisasi, dan komunitas.

Oleh karena itu, SCI terbuka untuk saling bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperkuat dukungan terhadap Kurikulum Jembatan Emas dan memastikan keberlanjutan pengembangan program dalam jangka panjang.

"Kami (SCI) berharap Kurikulum Jembatan Emas ini dapat menginspirasi lembaga pendidikan dan pelatihan lain untuk mengadopsi pendekatan serupa, sehingga terjadi transformasi pendidikan yang cepat secara nasional," ujar Fauzi Ishak selaku Direktur Utama SCI.

Jembatan menuju Indonesia Emas

Tujuan menuju Indonesia Emas sendiri bukanlah suatu hal yang mudah, khususnya di bidang sumber daya manusia. Pada tahun 2020, Human Capital Index (HCI) Indonesia berada pada angka 0,54 dan berada di bawah negara ASEAN lainnya yaitu Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand.

Oleh karena itu, demi menuju Indonesia Emas, diperlukan kerja sama yang holistis dari berbagai pihak dan stakeholder, baik dari sektor pemerintah dan swasta, agar terbentuk sebuah tindakan strategis dan berjangka panjang.

"Semangat hadirnya SCI salah satunya ingin membantu pemerintah mewujudkan Indonesia Emas melalui pendidikan dengan target HCI di angka 0,73," kata FauzIshak.

Salah satu misi SCI yaitu terjadinya percepatan transformasi pendidikan secara berkualitas dan merata agar terwujudnya sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dengan semangat Pancasila, SCI optimis bahwa Kurikulum Jembatan Emas akan menjadi langkah strategis dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Mari bersama-sama wujudkan masa depan yang gemilang untuk bangsa ini.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya