Aturan Baru Gunung Fuji: Pendaki Dikenakan Tiket Masuk Rp202 Ribu

Aturan tersebut ditetapkan untuk mengatasi masalah kepadatan berlebih di Gunung Fuji.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Jul 2024, 21:30 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2024, 21:30 WIB
Gunung Fuji dari Prefektur Yamanashi
Gunung Fuji terlihat dari kuil Arakura Fuji Sengen di kota Fujiyoshida, prefektur Yamanashi, pada Kamis (22/4/2021). Prefektur Yamanashi terletak di sebelah barat Tokyo yang memiliki spot-spot wisata terkenal, salah satunya gunung tertinggi di Jepang, Gunung Fuji. (Behrouz MEHRI / AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Gunung Fuji, situs Warisan Dunia UNESCO dan ikon Jepang, telah menerapkan peraturan baru bagi para pendaki di tengah kekhawatiran akan kepadatan pengunjung secara berlebihan.

Mulai 1 Juli, pendaki harus membayar 2.000 yen atau sekitar Rp202 ribu per orang.

Gunung Fuji juga membatasi jumlah pengunjung dengan maksimal 4.000 pendaki per hari.

"Dengan mendorong langkah-langkah keselamatan komprehensif untuk mendaki Gunung Fuji, kami akan memastikan bahwa Gunung Fuji, harta karun dunia, diwariskan kepada generasi mendatang," kata Koutaro Nagasaki, gubernur Prefektur Yamanashi, seperti dilansir CNN, Senin (1/7/2024).

"Dalam rangka menghidupkan kembali pendakian gunung tradisional dari kaki Gunung Fuji, kita akan memperoleh pemahaman mendetail tentang budaya Fuji-ko dan Oshi yang mendukung pemujaan Gunung Fuji. Kami ingin menghubungkan budaya-budaya ini dengan pendakian gunung ini, karena hal ini berakar pada nilai-nilai budaya agama."

Gunung Fuji telah mengalami berbagai permasalahan akibat padatnya pengunjung, termasuk kemacetan lalu lintas, sampah dan pakaian pendaki yang tidak sesuai.

Dalam aturan terbaru, akan ada pemandu yang mengatur keselamatan di dalam dan sekitar jalan setapak. Mereka akan memberi tahu pendaki jika mereka melanggar etika di gunung, seperti tidur di pinggir jalan setapak, menyalakan api, atau mengenakan pakaian yang tidak sesuai.

Problem bagi Warga Lokal

Jepang Bakal Pasang Penghalang Pemandangan Gunung Fuji
Wisatawan mengambil foto model berlatar Gunung Fuji dari jalan di depan salah satu toko serba ada pada tanggal 3 Mei 2024. (Philip FONG/AFP)

Gunung Fuji tertutup salju hampir sepanjang tahun, namun pada musim panas lebih dari 220.000 pengunjung berjalan dengan susah payah mendaki lerengnya yang curam dan berbatu, banyak di antaranya mendaki sepanjang malam untuk melihat Matahari terbit.

Beberapa berusaha mencapai puncak setinggi 3.776m tanpa henti dan akibatnya menjadi sakit atau terluka.

Wisatawan juga berbondong-bondong ke daerah sekitarnya untuk mengambil foto gunung megah tersebut, yang dipandang sebagai simbol Jepang. Namun, bagaimanapun, popularitas Gunung Fuji menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat.

Di salah satu spot foto ikonik yang memperlihatkan Gunung Fuji di belakang gerai Lawson, para pejabat yang kesal memasang penghalang berupa jaring hitam besar untuk menghalangi pandangan.

Warga Setempat Mengeluh

Kota di Jepang akan Blokir Pemandangan Gunung Fuji untuk Atasi Turis Berlebih
Para pengunjung mengambil foto di depan toko serba ada di kota Fujikawaguchiko, prefektur Yamanashi, Jepang, dengan latar belakang Gunung Fuji pada tanggal 28 April 2024. (Kyodo News via AP)

Langkah tersebut diambil setelah warga yang bekerja dan tinggal di dekatnya mengeluhkan sebagian besar turis asing masuk tanpa izin, membuang sampah sembarangan, dan menyeberang jalan secara berbahaya untuk mendapatkan gambar yang sempurna.

Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang mencapai rekor tertinggi, di mana pada Maret pengunjung bulanannya melebihi tiga juta untuk pertama kalinya.

Penduduk distrik geisha di Kyoto juga telah melarang wisatawan memasuki gang-gang pribadi setelah adanya keluhan bahwa beberapa wisatawan secara kasar meminta selfie dengan para penghibur yang mengenakan kimono.

 

Infografis Heboh Harga Tiket Naik Stupa Candi Borobudur untuk Wisatawan Lokal. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Heboh Harga Tiket Naik Stupa Candi Borobudur untuk Wisatawan Lokal. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya