Mengintai Pria Usia 20-40 Tahun, Waspada Serangan Tumor Testis

Tumor testis terjadi ketika sel-sel tumor tumbuh di salah satu atau kedua testis. Hal ini bisa menyebabkan munculnya benjolan pada testis.

oleh Arie Nugraha diperbarui 16 Jun 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi mengalami penyakit kanker testis
Ilustrasi mengalami penyakit kanker testis. (Image by Darko Djurin from Pixabay)

Liputan6.com, Bandung - Kelompok pria usia dewasa muda, yaitu sekitar 20–40 tahun diimbau agar selalu memperhatikan kesehatan fisik kelaminnya yakni testis dan buah zakar. Pasalnya, pada rentan usia tersebut rentan timbul penyakit tumor testis.

Menurut keterangan dr. Kevin Adrian dilaman Alo Dokter, tumor testis adalah benjolan yang tumbuh di testis atau buah zakar. Tumor testis dapat membuat kantong zakar tampak membesar atau bengkak.

"Benjolan tumor testis ini bisa terasa nyeri dan dapat tumbuh di salah satu maupun kedua testis," jelas Adrian dicuplik Senin, 10 Juni 2024.

Adrian menuturkan setiap pria memiliki dua buah testis yang berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron. Organ yang termasuk bagian dari sistem reproduksi pria ini terletak di dalam kantong zakar atau skrotum.

Tumor testis terjadi ketika sel-sel tumor tumbuh di salah satu atau kedua testis. Hal ini bisa menyebabkan munculnya benjolan pada testis. Meski umumnya tidak terasa sakit, tumor testis juga bisa menimbulkan nyeri.

"Tumor testis terjadi ketika sel-sel tumor tumbuh hingga membentuk jaringan atau benjolan tumor di testis. Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan timbulnya tumor ini," terang Adrian.

Terdapat beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan terbentuknya tumor testis, yaitu:

- Riwayat tumor testis pada keluarga (faktor genetik)

- Kelainan lahir

- Penyakit tertentu yang pernah atau sedang diderita

Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko pria untuk terkena tumor testis, yaitu:

- Berusia muda, yaitu di sekitar 15–35 tahun

- Pernah mengalami tumor atau kanker testis

- Mengalami kondisi bawaan lahir, seperti kriptorkismus atau hernia inguinalis

- Mengalami sindrom Klinefelter

- Mengalami hidrokel, yaitu kondisi kantung skrotum yang dipenuhi cairan

- Mengalami varikokel, yang ditandai dengan pembengkakan pembuluh darah pada skrotum.

- HIV dan AIDS

"Gejala tumor testis yang paling umum adalah benjolan di testis sehingga kantong zakar tampak membesar atau tidak simetris," ungkap Adrian.

Terdapat 6 keluhan lain yang dapat akibat timbulnya tumor testis ini adalah:

- Penumpukan cairan pada kantong zakar

- Timbul benjolan di salah satu atau kedua testis, baik disertai nyeri maupun tidak- Rasa berat atau tidak nyaman pada skrotum

- Nyeri pada skrotum atau testis

- Sakit atau pegal di area perut bagian bawah atau selangkangan

- Pembesaran payudara (ginekomastia)

Tumor testis yang terlambat ditangani akan menyebar (metastasis) ke organ tubuh lain. Gejala lanjutan yang mungkin dapat dirasakan penderita tumor ini di antaranya:

- Nyeri punggung bawah

- Sesak napas

- Nyeri dada

- Batuk terus-menerus

- Nyeri tulang

- Berat badan terus berkurang tanpa sebab yang jelas

- Sakit perut yang disertai dengan mual, diare, dan muntah

- Sakit kepala

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jenis Tumor Testis

Adrian menerangkan sel-sel tumor yang tumbuh di testis terbagi menjadi dua, yaitu tumor jinak dan tumor ganas, yakni :

1. Tumor Testis Jinak

Sel tumor testis jinak tumbuh dengan lambat dan tidak menyebar (metastasis) ke organ tubuh yang lain. Tumor testis finak umumnya tidak berbahaya dan cenderung tidak kambuh setelah selesai diobati.

Beberapa jenis tumor testis yang tergolong jinak adalah:

- Teratoma jinakTumor testis ini tumbuh di kelenjar getah bening dan berkembang sebelum pubertas. Tumor ini sering terjadi pada bayi.

- Tumor jaringan stroma testis

Ini merupakan tumor testis yang menyerang jaringan ikat yang menyokong testis di dalam kanting zakar. Tumor ini sering menyerang anak-anak. Tumor ini terdiri dari dua jenis, yaitu tumor sel Leydig dan tumor sel Sertoli.

- Lipoma

Tumor ini merupakan tumor yang berasal dari jaringan lemak. Lipoma bisa muncul di bagian tubuh mana pun, termasuk di testis dan di dalam kantung zakar. Benjolan ini tidak terasa nyeri, kenyal, dan tidak bersifat ganas.

- Fibroma

Tumor jinak ini berasal dari jaringan ikat. Tumor testis jinak ini dapat menimbulkan benjolan yang terasa padat dan sulit digerakkan.

2. Tumor Testis Ganas

Berbeda dengan tumor testis jinak, sel-sel tumor testis ganas tumbuh dan menyebar dari testis ke organ tubuh lain dengan cepat, seperti kelenjar getah bening, paru-paru, hati, otak, dan saraf tulang belakang. Tumor testis ganas ini disebut juga kanker testis.

Tidak hanya itu, sel-sel tumor ini langka terjadi dan dapat membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani. Ada tiga jenis tumor testis ganas, yaitu:

- Seminoma

Sel tumor seminoma tumbuh di testis. Tumor ini menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dan tidak mengeluarkan penanda tumor (tumor marker) lainnya.

- Karsinoma embrionalKarsinoma embrional tumbuh dan menyebar ke luar testis. Tumor ini dapat menghasilkan hormon HCG dan AFP (alpha feto-protein).

- Karsinoma kantung kuning telur (yolk sac)

Sel tumor ini tumbuh melapisi kantung kuning telur yang kemudian berkembang menjadi testis. Tumor ini hampir selalu mengeluarkan hormon AFP.

- Choriocarcinoma

Choriocarcinoma umumnya lebih sering ditemukan di dalam organ reproduksi wanita, seperti rahim dan ovarium. Meski begitu, sel tumor ini juga dapat tumbuh di organ reproduksi pria, termasuk testis. Kanker ini dapat menghasilkan hormon HCG.

 

Diagnosis Tumor Testis

Andrian menganjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami keluhan yang mirip dengan ciri gejala tomur testis.

Segera cari pertolongan medis jika benjolan tumor tetis membesar dengan cepat, menimbulkan perubahan warna pada kulit kantung zakar, atau disertai gangguan kesehatan lain, seperti infertilitas.

"Pemeriksaan dan penanganan sejak dini bisa mencegah terjadinya komplikasi," ungkap Adrian.

Untuk mendiagnosis tumor testis, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat penyakit pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada testis untuk mengetahui jumlah, ukuran, dan lokasi benjolan.

Dokter juga akan memeriksa bagian tubuh lain untuk memastikan apakah tumor telah menyebar. Agar dapat memastikan benjolan pada testis bersifat jinak atau ganas, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, di antaranya:

-USG skrotum, untuk melihat kondisi benjolan yang tumbuh di testis

- Tes darah, untuk mengetahui kadar penanda tumor (tumor marker) pada darah, seperti hormon AFP (alpha feto-protein), HCG (human chorionic gonadotropin), dan LH (lactate dehydrogenate)

- Biopsi, untuk menentukan apakah benjolan tumor testis bersifat jinak atau ganas dan mengarah ke kanker testis

"Jika hasil pemeriksaan menunjukkan tumor testis bersifat ganas atau dicurigai sudah menyebar, dokter dapat melakukan prosedur foto Rontgen, CT scan, MRI, atau PET scan," jelas Adrian.

Prosedur pemindaian ini bertujuan untuk melihat penyebaran tumor, mengukur keberhasilan pengobatan, dan mengetahui apakah tumor akan muncul kembali setelah diobati.

Jika pasien dipastikan menderita tumor testis ganas atau kanker testis, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan tingkat keparahannya (stadium). Ada tiga tingkatan stadium kanker testis, yaitu:

- Stadium 1

Tumor hanya terdapat di testis atau saluran testis dan belum menyebar ke luar testis.

- Stadium 2

Tumor mulai menyebar ke satu atau beberapa kelenjar getah bening di perut, tetapi belum menyebar ke organ tubuh lain.

- Stadium 3

Tumor sudah menyebar ke organ lain yang jauh dari testis, seperti paru-paru, hati, otak, atau tulang.

 

Pengobatan dan Pencegahan Tumor Testis

Pengobatan tumor testis tergantung pada jenis dan tingkat stadium tumor, serta kondisi kesehatan pasien. Ada berbagai metode pengobatan tumor testis, yaitu:

1. OperasiOperasi bisa dilakukan dengan mengangkat testis yang terkena tumor. Prosedur yang disebut dengan orkiektomi ini merupakan piliihan utama dalam penanganan tumor atau kanker testis.

Operasi juga bisa dilakukan jika sel-sel kanker pada testis telah menyebar ke kelenjar getah bening atau organ tubuh lain. Operasi ini biasanya dilakukan untuk mengobati tumor testis sel nutfah jenis nonseminoma.

2. RadioterapiRadioterapi atau terapi radiasi bertujuan untuk menghancurkan sel-sel tumor dengan memanfaatkan sinar X-ray radiasi tinggi. Terapi radiasi juga dapat digunakan untuk menghancurkan sel-sel tumor testis yang telah menyebar ke kelenjar getah bening dan otak.

3. KemoterapiKemoterapi adalah pemberian obat-obatan antitumor dalam dosis tertentu. Metode ini bertujuan untuk menghancurkan sel tumor yang tumbuh di testis maupun yang telah menyebar ke organ tubuh lain. Kemoterapi untuk tumor testis bisa dilakukan sebelum maupun setelah pasien menjalani operasi.

"Tumor testis dapat menyebar ke organ tubuh lain jika tidak segera ditangani," tukas Adrian.

Selain itu, kondisi ini juga berisiko menurunkan kualitas sperma sehingga menyebabkan masalah kesuburan atau infertilitas. Komplikasi lain yang bisa terjadi akibat tumor testis adalah:

- Nyeri punggung bawah

- Pembengkakan kelenjar getah bening

- Penggumpalan pembuluh darah vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT)

- Kemunculan tumor di paru-paru sehingga menyebabkan sesak napas, batuk terus-menerus, atau batuk berdarah

- Peningkatan tekanan intrakranial karena penyebaran sel tumor testis ke otak

- Tubuh mudah lelah

- Berat badan turun drastis

"Tumor testis sulit untuk dicegah. Meski begitu, ada upaya yang bisa dilakukan agar kondisi ini bisa dideteksi sejak dini sehingga keberhasilan pengobatannya akan lebih tinggi," sebut Adrian.

Caranya adalah dengan melakukan pemeriksaan mandiri pada testis. Pemeriksaan mandiri pada testis dilakukan dengan menempatkan testis di antara ibu jari dan telunjuk dalam posisi berdiri. Setelah itu, raba seluruh bagian testis secara perlahan.

Jika Anda mendapati adanya pembesaran testis atau testis besar sebelah, baik disertai nyeri maupun tidak, konsultasikan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukan penanganan yang tepat untuk kondisi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya