Tinggal Serumah dengan Ipar, Bolehkah?

Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai situasi dan kondisi terkadang memaksa kita untuk tinggal bersama dengan anggota keluarga besar, termasuk ipar. Tapi, sejak dahulu Rasulullah SAW telah mengisyaratkan agar umat tidak tinggal bersama ipar. Sebab, ipar bukanlah mahram.

oleh Ardi Munthe diperbarui 28 Jun 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2024, 18:00 WIB
Rumah Tangga
Ilustrasi Pernikahan Credit: pexels.com/Jonathan

Liputan6.com, Lampung - Tinggal serumah antara pasangan suami istri dengan ipar saat ini masih menjadi perbincangan hangat di publik. Tepatnya usai rilisnya film karya Hanung Bramantyo berjudul "Ipar adalah Maut". Tetapi, kali ini penulis bukan ingin mendeskripsikan isi film tersebut. Penulis hanya merangkum beberapa hadis mengenai imbauan untuk tidak tinggal serumah antara pasutri dengan salah satu ipar

Ipar adalah saudara dari pasangan kita, baik itu kakak atau adiknya. Dalam Islam, ipar termasuk dalam kategori bukan mahram, artinya tidak ada larangan untuk menikah dengannya jika kondisi tertentu terpenuhi. Maka dari itu, terdapat batasan-batasan yang perlu menjadi perhatian ketika berinteraksi dengan ipar.

Tinggal serumah dengan ipar dapat menimbulkan berbagai masalah, terutama terkait godaan dengan pergaulan yang bebas dan kurangnya pengawasan. Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah hal tersebut dibolehkan atau justru sebaiknya dihindari.

Lalu, bagaimana pandangan Islam mengenai tinggal serumah dengan Ipar?

Dalam Islam, menjaga batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram merupakan hal yang sangat penting, ini bertujuan untuk menghindari fitnah dan menjaga kehormatan. 

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian masuk menemui wanita (yang bukan mahram),” lalu seorang laki-laki dari kalangan Anshar bertanya, “Bagaimana dengan ipar?” Beliau menjawab, “Ipar adalah maut” (HR. Bukhari dan Muslim).

Menghindari tinggal serumah dengan ipar adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya fitnah dan menjaga kehormatan kedua belah pihak. Meskipun dalam situasi tertentu mungkin sulit untuk dihindari, tapi sebisa mungkin untuk menjaga interaksi antara ipar agar tetap dalam batas-batas yang wajar dan sesuai dengan kaidah Islam.

Kemudian, mengapa ada larangan tinggal serumah dengan Ipar?

Larangan kuat ini bukan tanpa alasan, ipar dianggap lebih berbahaya karena kedekatan emosional yang bisa terbentuk lebih mudah dibandingkan dengan orang lain. Selain itu, seringnya pertemuan dan interaksi sehari-hari bisa membuka peluang terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Itulah mengapa Rasulullah SAW mengingatkan bahwa "ipar adalah maut," menandakan betapa seriusnya masalah ini.

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga pandangan, berbicara dengan sopan, dan menghindari khalwat (berduaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram. Ketika tinggal serumah, hal-hal ini bisa sulit dijaga, sehingga risiko terjadinya pelanggaran batas-batas syariah semakin besar.

Karenanya, sesulit apapun kondisinya alangkah baiknya kita menghindari terjadinya fenomena ini. Lebih-lebih kisah ini sudah pernah ditegaskan oleh sang pemberi syafaat, Rasulullah SAW.

Sebagai Muslim yang baik, tinggal serumah dengan ipar merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dengan baik bahkan haruslah dihindari. Jika terjadi, maka potensi fitnah yang besar akan selalu mengintai bahkan menerkam. Wallahualam. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya