Aktivitas Kawasan Gedebage Bandung Meningkat, Alasan Pemprov Jabar Rencana Buka Kembali 2 Gerbang Tol

Kehadiran exit tol KM149 maupun GT KM 15 dinilai sangat strategis dalam mengatasi kemacetan di kawasan Gedebage yang semakin sibuk dengan berbagai aktivitas.

oleh Arie Nugraha diperbarui 05 Jul 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2024, 20:00 WIB
Tol, Bandung, Gedebage
Pemdaprov Jabar bersama Kementerian PUPR, Kemenko Marves, Pemkot Bandung, dan stakeholders meninjau jalan tol akses keluar masuk kawasan Gedebage. (sumber foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Untuk mengatasi kemacetan di kawasan Gedebage, Kota Bandung, yang semakin sibuk dengan berbagai aktivitas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) berencana kembali membuka dua gerbang tol (GT) yang pernah ditutup.

Menurut Sekertaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman, Pemdaprov Jabar mendorong pembukaan kembali exit KM 149 dan gerbang KM 151 Jalan Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) sebagai akses keluar masuk kawasan Gedebage.

Herman mengatakan kehadiran exit tol KM149 maupun GT KM 15 sangat strategis dalam mengatasi kemacetan di kawasan Gedebage yang semakin sibuk dengan berbagai aktivitas.

"KM 149 dan 151 ini sangat strategis dan akan kita akselerasi," ujar Herman ditulis Bandung, Rabu, 3 Juli 2024.

Herman menuturkan kedua akses jalan tersebut bila sudah beroperasi dapat menjadi jalur andalan untuk masuk ke beberapa tempat penting, seperti Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Masjid Raya Al Jabbar, kawasan bisnis dan permukiman Summarecon, Stasiun Kereta Cepat Whoosh Tegalluar, dan beberapa titik keramaian lain di Kawasan Bandung Timur.

Saat ini, Pemprov Jabar terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak khususnya Kemenko Marves, Kementerian PUPR, Jasa Marga, dan pihak terkait lainnya guna mendukung pemenuhan kelayakan operasional exit tol KM 149 dan gerbang tol KM 151 secara penuh.

Herman menyebutkan dengan dukungan berbagai pihak secara sabilulungan (gotong royong), diharapkan pemanfaatan akses dari dan ke ruas tol Padaleunyi di kawasan Gedebage ini dapat secepatnya terealisasi.

"Dengan bahu membahu pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, insyaallah semua program pembangunan di Jawa Barat bisa terakselerasi," kata Herman.

Herman menerangkan pentingnya percepatan operasional exit tol ini diharapkan hanya berimplikasi pada kelancaran arus lalu lintas, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.

Kata Herman, akses yang lebih baik akan memudahkan distribusi barang dan jasa, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

Percepatan pemanfaatan akses tol ini lanjut Herman, juga merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah (Kabupaten Bandung - Kota Bandung) yang sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan Jawa Barat.

"Dengan infrastruktur yang lebih baik, diharapkan kawasan Gedebage dapat berkembang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial yang lebih dinamis," ucap Herman.

Selasa (2/7/2024), Pemdaprov Jabar bersama Kementerian PUPR, Kemenko Marves, Pemkot Bandung, dan stakeholders melakukan cek lapangan. Sebelumnya, dilakukan rapat bersama di kantor KCIC Tegalluar, Kabupaten Bandung.

 

Pemkot Bandung Siagakan Petugas hingga Rekayasa Lalu Lintas

Sebelumnya, di awal tahun 2024, Sekretaris Daerah Kota Bandung yang dijabat pada waktu itu oleh Ema Sumarna mengatakan, Pemkot Bandung terus mengupayakan berbagai strategi guna meminimalisir kemacetan yang terjadi di Gedebage.

Kemacetan tersebut terjadi akibat banyaknya wisatawan lokal dan luar kota mengunjungi sejumlah infrastruktur seperti Stadion GBLA, Masjid Raya Al Jabbar, Kereta Cepat, dan Summarecon menjadikan Kawasan Gedebage.

Namun, akses jalan menuju lokasi wisata tersebut tidak sebanding dengan volume kendaraan yang melintas yang notabene dilintasi oleh kendaraan-kendaraan besar.

Solusi jangka pendek, kata Ema, ada rekayasa lalu lintas berkolaborasi dengan jajaran kepolisian yang mengatur akses keluar dan masuknya kendaraan di kawasan tersebut.

Rekayasa lalu lintas tentunya perlu dilakukan dengan arahan langsung dari jajaran Kepolisian dengan mengatur akses keluar dan masuknya kendaraan dari Kawasan Gedebage.

"Untuk kondisi saat ini, jangka pendek strateginya rekayasa dan penempatan petugas," kata Ema, Jumat 2 Februari 2024 dicuplik dari laman Pemkot Bandung.

Selain itu, perlu adanya kolaborasi antara Dishub Kota Bandung, Polrestabes Kota Bandung dan Polsek setempat agar lalu lintas tetap mengalir dengan lancar dari kedua arah perlu adanya.

Dishub Kota Bandung memiliki 200 anggota yang bertugas dalam pengatur lalu lintas yang tersebar di 42 titik rawan kemacetan di Kota Bandung.

Dengan keterbatasan jumlah personil tersebut, maka akan diprioritas penanganan kemacetan dengan menggeser sebagian anggota untuk pengaturan lalu lintas di Kawasan Gedebage.

Untuk pengaturan, pengawasan, dan pengendalian lalu lintas di Kawasan Gedebage, Pemerintah Kota Bandung sudah membuat pos gatur personel sebanyak 20 orang per hari.

Pemkot berkolaborasi dengan jajaran Kepolisian di 5 titik yaitu di Akses 5, pos Merapi, Gedebage Raya, Pintu masuk selatan Summarecon, dan Derwati.

Di samping itu, Dishub juga melakukan penertiban dan penindakan terhadap parkir liar yang menghambat arus lalu lintas.

"Di Bandung terinformasikan ada 42 rawan kemacetan tentunya semua harus tertangani. Namun prioritas kita bisa melakukan pergeseran personil. Bila perlu nanti linmas dilibatkan untuk bisa membantu kelancaran lalu lintas," kata Ema.

Personel ditempatkan setiap hari Jumat, Sabtu, dan minggu dimulai pukul 11.00 sampai dengan pukul 23.00 WIB untuk melakukan pengaturan pengawasan, dan pengendalian lalu lintas.

Selain itu, pada jangka menengah, pelebaran jalan Gedebage selatan, kata Ema, harus terus berprogres karena masyarakat sudah mendukung.

"Kalau yang di Gedebage kita dorong pelebaran Gedebage selatan. Jalan ini milik provinsi. Kalau jalan tersebut dilebarkan bisa mengurai kemacetan dan itu bisa nyambung ke Ciwastra. Walaupun Ciwastra juga berat macet. Namun sekali lagi itu kewenangan provinsi," ungkapnya.

Pemkot juga mendorong BBWS untuk segera mengeluarkan rekomendasi pembuatan akses jalan Sektor 5 yang melintasi sungai, serta jembatan bailey menuju Masjid Raya Al Jabbar dibuat jembatan permanen agar dapat menahan beban dari bus besar.

Selain itu, Pemkot juga terus berkoordinasi dan berkolaborasi untuk mendorong Jasa Marga agar membuka kembali GT KM 149 dan melakukan opsi pembuatan Gate tambahan di KM 151 agar kendaraan memiliki opsi jalan untuk keluar masuk kawasan Gedebage.

"Pemkot tidak pernah kenal lelah untuk menangani kemacetan. Berkenaan masalah kemacetan kami pilah mana prioritas. Mudah-mudahan semua ikhtiar ini dapat segera mengurai kemacetan di Kawasan Gedebage," ungkap Ema.

 

Upaya Pemkot Bandung Urai Kemacetan

Dilansir laman Pemkot Bandung, Camat Gedebage Jaenudin menerangkan kawasan Gedebage sering mengalami kepadatan pengunjung dan lalu lintas.

Hal itu dampak hadirnya berbagai pusat aktivitas dan keramaian yang ada di Kecamatan Gedebage, seperti Masjid Raya Al Jabbar, Stadion GBLA, Mal Summarecon Bandung, serta dua stasiun kereta api Cimekar Baru dan Gedebage.

Belum lagi aktivasi stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Tegaluar yang notabenenya para pengunjung mengaksesnya harus lewat Gedebage.

Jaenudin mengaku terus berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk pihak Summarecon Bandung dan Pemprov Jabar.

"Terlebih dengan ditutupnya Exit Tol KM 149 Gedebage justru terjadi kemacetan yang luar biasa. Sehingga Jalan Gedebage Selatan, Cimencrang, Rancapacing dan Rancasagatan juga terkena dampaknya," ungkap Jaenudin, Kamis 1 Februari 2024.

Untuk mengurai kepadatan yang diprediksi akan terjadi akhir pekan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengambil sejumlah langkah. Jaenudin menyebutkan, Pemkot Bandung mendorong percepatan penyelesaian perbaikan Exit Tol KM 149 Gedebage.

"Jika ini bisa dipercepat, permasalahan kemacetan bisa teratasi. Sebab selama ini saat Exit Tol KM 149 dibuka, sangat membantu kami dalam mengatasi kemacetan di wilayah Gedebage. Sekarang ditutup karena sedang ada perbaikan jalan," ucapnya.

Kemudian upaya lainnya adalah mempercepat penyelesaian pembangunan penataan akses Simpang Gedebage Selatan dan Akses 5 Summarecon yang menuju ke Masjid Al jabbar.

"Ini langkah kedua dari Pemkot Bandung. Sekarang dalam tahap pengerjaan. Ada Sungai Cinambo Lama sudah dibuatkan jembatan yang akan ditingkatkan menjadi jembatan permanen oleh Pemprov Jabar," jelasnya.

Ia menambahkan, jika jembatan tersebut diaktivasi suatu saat nanti, volume kendaraan yang masuk ke Gedebage Selatan bisa diarahkan ke sana.

"Nanti tembusnya bisa ke Masjid Al Jabbar belakang," lanjut Jaenudin.

Langkah selanjutnya, Pemkot Bandung mendorong dibukanya Exit Tol KM 151 yang berlokasi di kawasan GBLA, RW 01 Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage.

Selain itu, Pemkot Bandung juga mengupayakan rekayasa lalu lintas yang berada pada wewenang Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung dan Polrestabes Bandung.

Saat ini rekayasa lalu lintas dilakukan secara situasional. Jaenudin mengaku, melalui upaya tersebut sudah sangat membantu dalam mengurai kemacetan di Gedebage.

"Untuk saat ini belum terlihat kemacetan. Saya pantau terus setiap hari, kondisinya masih lancar. Mungkin saat weekend nanti baru terlihat naiknya kemacetan," akunya

"Di Masjid Al Jabbar ada water barrier yang terpasang di dekat rel kereta api Cimencrang. Saat situasi normal, water barrier dibuka. Dari Cempaka Arum mau ke Jalan Soekarno Hatta bisa lewat sana," imbuhnya.

Jika situasi mengharuskan rekayasa, para pengendara bisa belok kiri dulu ke arah danau Masjid Al Jabbar untuk berputar kembali ke rel kereta api Cimencrang dan selanjutnya ke Jalan Soekarno Hatta.

"Kita berharap masyarakat memahami kondisi yang ada. Pemkot terus berupaya untuk mencari solusi terbaik bersama stakeholder lainnya. Sehingga permasalahan kemacetan ini bisa segera teratasi," harapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya