Masih Terabaikan, Potensi Investasi Kelapa Dalam di Sulbar Sangat Tinggi

Jika budidaya kelapa dalam ditata dengan baik, maka keberlangsungan pasokan bahan baku daoat menarik minat para investor

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 23 Jul 2024, 11:08 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2024, 14:00 WIB
Investasi Sulbar
FGD potensi investasi komoditas kelapa dalam di Sulbar (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Mamuju - Sulbar merupakan salah satu daerah dengan kekayaan alam yang melimpah di Indonesia. Provinsi yang beribukota di Mamuju ini menyimpan segudang potensi yang bisa menguntungkan bagi masyarakat maupun investor, jika dikelola.

Salah satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Sulbar ini adalah kelapa dalam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Sulbar (Unsulbar) bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP Sulbar) kelapa dalam terdapat di seluruh wilayah kabupaten se Sulbar.

Kepala DPMPTSP Sulbar, Habibi Azis. Ia menjelaskan, pihaknya saat ini masih menyiapkan data yang dibutuhkan untuk menarik minat investor. Hal itu juga sesuai harapan Pj Gubernur Sulbar yang telah banyak mendatangkan investor sampai hari ini.

"Yang di mana saat ini kita menyiapkan data-data kebutuhan-kebutuhan, sehingga bagaimana investasi bisa masuk ke Sulbar. Tentunya melalui media-media forum group discution, insyaallah kita hasilkan kajian-kajian yang betul-betul bisa memberikan manfaat, baik untuk masyarakat dan pelaku usaha atau investor yang akan masuk ke Sulbar," tutur Habibi, Jumat (19/07/24).

Sedangkan, Wakil Dekan Fekon Unsulbar, Dr Nurfitriayu, Dia mengungkapkan, pihaknya menemukan keberadaan kelapa dalam di seluruh kabupaten yang ada di Sulbar yang sebagian besar belum terkelola dengan baik.

"Jadi, pada saat kami lakukan kunjungan lapangan ke enam kabupaten se Sulbar, memang di setiap kabupaten itu ada (kelap dalam). Namun, jumlah lahan dan produksinya itu berbeda-beda. Yang paling dominan memang Polman dan yang kedua ada Kabupaten Majene, yang lainnya itu moderat lah," kata Nurfitriayu.

Bahkan, kata dia, pihaknya juga mendapati sebagian besar populasi kelapa dalam di Sulbar dibiarkan begitu saja, tumbuh liar dan tidak terawat. Sehingga, Nurfitriayu mengharapkan, budidaya kelapa dalam yang baik dan tertata demi keberlangsungan pasokan bahan baku untuk menarik minat para investor.

"Temuan kami di lapangan, pohon-pohon kelapa masih ada yang memang dibiarkan saja, maksudnya tumbuh dengan natural. Nah, ini yang kita harapkan dari misalnya ada peta potensi dan peluang investasi seperti ini, budidaya yang baik dan tertata itu bisa lebih rapih untuk kepentingan keberlangsungan pasokan bahan baku untuk nantinya kalau memang betul-betul ada investor yang mau datang," tutupnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya