Bukan Berdemo, Ribuan Mahasiswa Blusukan Cegah Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Selama ini, salah satu persoalan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di masyarakat, disebabkan lemahnya pemahaman terhadap literasi dalam penyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 01 Agu 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2024, 20:00 WIB
Menggunakan angkutan elf khas kendaraan di pelosok, sebanyak 1.136 mahasiswa Universitas Garut (Uniga), Jawa Barat, resmi melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik selama sebulan ke depan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Menggunakan angkutan elf khas kendaraan di pelosok, sebanyak 1.136 mahasiswa Universitas Garut (Uniga), Jawa Barat, resmi melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik selama sebulan ke depan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Menggunakan angkutan elf khas kendaraan di pelosok, sebanyak 1.136 mahasiswa Universitas Garut (Uniga), Jawa Barat, resmi melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik selama sebulan ke depan.

Sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, mereka akan blusukan ke perkampungan warga, memberikan edukasi pencegahan stunting dan kemiskinan ekstrem di seluruh kecamatan dan desa yang cukup besar di Garut.  

“Ini merupakan langkah baru yang punya tematik, tematiknya tidak seluruh masalah kita selesaikan, tapi ada dua yaitu bagaimana stunting zero, terus bagaimana kemiskinan ekstrem zero,” ujar Pj. Bupati Garut Barnas Adjidin, di Halaman Kampus I Uniga, Selasa (30/7/2024).

Menurutnya, pelaksanaan KKN tematik Uniga menjadi salah satu jalan mengetahui secara pasti, sekaligus memberikan edukasi bagi masyarakat, menanggulangi penyebaran stunting dan kemiskinan ekstrem secara nyata.

“Tentu ini semua harus dikolaborasikan dan tentu kita juga harus mencari langkah-langkah strategis yang cepat,” ujar dia menegaskan.

Dalam praktiknya, kegiatan KKN Tematik Uniga 2024 yang mengusung tema "Menggali dan Membangun Potensi Desa Bersama KKN UNIGA 2024" itu, mewajibkan seluruh mahasiswa blusukan ke perkampungan warga, untuk mengedukasi persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem.

“Sasaran penanganan stunting adalah ibu hamil dan ibu pasca-hamil, kami berharap Kabupaten Garut dapat mencapai target zero new stunting,” ujar dia.

Diharapkan, kerja sama hampir seluruh fakultas Uniga Garut itu, seperti FISIP, Ekonomi, Pertanian, MIPA, Teknik, Pendidikan Islam dan Keguruan, Komunikasi dan Informasi hingga Fakultas Kewirausahaan itu, mampu memenuhi harapan pemerintah.

“Penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem memerlukan kerja sama dari semua sektor,” kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Minim Literasi

Sekda Jawa Barat, Herman Suryatman memberikan motivasi kepada seluruh mahasiswa Uniga peserta KKN Tematik Uniga 2024 dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Sekda Jawa Barat Herman Suryatman memberikan motivasi kepada seluruh mahasiswa Uniga peserta KKN Tematik Uniga 2024 dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sekda Jawa Barat, Herman Suryatman, mengapresiasi inisiatif program KKN Tematik khusus stunting dan kemiskinan ekstrem yang dilakukan Uniga tersebut. Meskipun hanya sebulan, Ia menilai kegiatan itu diharapkan menjadi pintu masuk penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem secara komprehensif.

“Tentu juga bisa memotivasi dan menginspirasi Jawa Barat tidak ada stunting baru alias zero stunting dan tidak ada masyarakat miskin ekstrem alias zero ekstrem poverty,” kata dia.

Selama ini, salah satu persoalan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di masyarakat, disebabkan lemahnya pemahaman terhadap literasi dalam penyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.

“Tentu nanti mahasiswa dengan perangkat desa dan kecamatan bahu membahu bersama kader mengedukasi,” kata dia.

Dengan literasi yang baik, mahasiswa KKN bersama perangkat desa, kecamatan, dan kader mampu berkolaburasi di lapangan mengedukasi masyarakat.

“Misalnya untuk zero new stunting, sebelum kelahiran (dan) setelah kelahiran, ibu hamilnya kita edukasi agar mengkonsumsi tablet tambah darah, kan itu sudah tersedia di puskesmas,” kata dia.

Rektor Uniga Abdusy Syakur Amin, menambahkan, pemilihan tema penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem, karena kedua isu itu tengah menjadi permasalahan utama di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.

“Kita punya banyak mahasiswa dengan idealisme dan semangat yang bisa bergerak langsung ke masyarakat, terutama generasi Z. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan soft, diharapkan mereka bisa lebih efektif,” papar dia.

Dengan upaya itu, Syakur berharap anak didiknya dapat membantu Provinsi Jabar terutama Pemda Garut, dalam mengurangi stunting dan kemiskinan ekstrem. 

“Jangan lupa bersilaturahmi dengan pemerintahan kecamatan, desa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Jaga keselamatan, kesehatan, komunikasi dengan semua pihak,” dia mengingatkan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya