Liputan6.com, Jakarta - Paes Jawa merupakan salah satu tradisi dalam pernikahan adat Jawa yang memiliki makna mendalam. Secara umum, paes adalah riasan pada dahi pengantin wanita yang berwarna hitam, berbentuk lekukan-lekukan khas.
Riasan ini tidak hanya mempercantik pengantin wanita secara fisik, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai filosofis yang mencerminkan harapan, doa, dan kebajikan bagi kehidupan berumah tangga pasangan yang baru menikah.
Dalam adat Jawa, paes mencerminkan nilai kesucian dan kemurnian. Warna hitam pada riasan ini bukan sekadar hiasan, tetapi simbol keteguhan hati dan tekad yang kuat dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Bagi pengantin wanita, paes adalah simbol dari kesucian hati dan pikiran yang diharapkan dapat menjadi fondasi dalam hubungan mereka dengan pasangannya. Paes juga mengingatkan pasangan agar selalu menjaga kemurnian cinta dan komitmen mereka.
Gajahan
Bentuk nya yaitu lekukan paling lebar di bagian tengah yang menyerupai huruf U. Gajahan (paes Solo, gambar atas) atau panunggul (paes ageng) mengambil bentuk gunung dan melambangkan Trimurti (tiga kekuatan dewa tunggal).
Citak
Bentuk citak ini seperti berlian ini digambar di dahi dan di antara alis. Merefleksikan mata Dewa Siwa sebagai pusat ide dan pikiran, citak mewakilkan harapan pengantin perempuan yang cerdas, cemerlang, dan berakhlak baik. Citak diaplikasikan pada semua jenis paes, kecuali paes putri Solo.
Pengapit
Di samping kiri dan kanan gajahan terdapat dua buah bentuk lekukan yang runcing. Disebut pengapit, bentuk ini diibaratkan sebagai pengendali gajahan. Artinya, walaupun dalam rumah tangga banyak rintangan, pengantin diharapkan selalu berjalan lurus sesuai tujuannya yang mulia.
Makna Paes Jawa
Penitis
Di sebelah pengapit terdapat penitis. Lekukan yang tidak runcing dan tidak sebesar gajahan ini melambangkan bahwa segala sesuai harus memiliki tujuan dan dijalankan secara efektif, termasuk urusan mengelola keuangan keluarga.
Godheg
Di dekat telinga, pengantin akan dibubuhi lekukan kecil yang disebut godgeh. ini melambangkan kebijaksanaan, godheg merupakan sebuah pengingat bagi calon pengantin untuk selalu intropeksi diri, serta sebuah doa agar pengantin diberi keturunan.
Paes dalam adat Jawa juga mengajarkan pentingnya keharmonisan dan keseimbangan. Penataan riasan yang simetris pada wajah pengantin perempuan mencerminkan keseimbangan antara lahir dan batin, serta antara kehidupan di dunia dan di akhirat.
Ini juga mencerminkan bahwa dalam kehidupan berumah tangga, setiap pasangan harus mampu menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, baik materi maupun spiritual. Selain itu, paes juga memiliki makna sosial.
Kehadirannya dalam upacara pernikahan adat Jawa menunjukkan bahwa pernikahan bukan hanya ikatan antara dua individu, tetapi juga menyatukan dua keluarga besar.
Paes menjadi simbol bahwa pengantin perempuan kini telah siap memasuki babak baru dalam hidupnya, di mana ia tidak hanya menjadi istri, tetapi juga bagian dari keluarga besar suaminya. Dengan paes, pengantin perempuan diharapkan mampu menjalankan peran barunya dengan baik, menjaga keharmonisan antara kedua keluarga.
Paes Jawa bukan sekadar riasan estetis, melainkan memiliki makna filosofis yang mendalam. Ia mencerminkan harapan, doa, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun dalam budaya Jawa.
Bagi pasangan pengantin, paes adalah simbol dari kesiapan dan komitmen mereka dalam membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis, penuh cinta, dan kebijaksanaan.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement